Jika ada yang bilang aku teman baiknya, itu salah. Jika ada yang bilang kami musuh juga tidak benar. Kami hanyalah orang asing, berumur sama dan kebetulan bertetangga.
Itu saja.
Mungkin karena kami tinggal berdekatan, dimana Ibu-ibunya sering berkumpul dan bertukar cerita, aku jadi tahu kebiasaannya.
Dia bukanlah lelaki yang senang bangun pagi kalau tidak terpaksa.
Dia senang menggoreng telur, memakannya bersama kecap.
Dia sering tidur malam, membaca buku yang bukan pelajaran.
Dia sering berdiri didepan teras saat bangun dan sebelum tidur malam.
Dia tidak menyukai udara dingin.
Dia kadang terbata saat gugup.
Dia sering mengernyitkan hidung saat sedang menyembunyikan sesuatu.
Aku memperhatikan laki-laki itu yang tengah bertukar cerita, entah apa. Dan sekarang terlihat sekali dia sedang melaksanakan misinya, agar terlihat bahagia.
Bohong jika aku sudah memaafkannya.
Bohong jika aku kembali pada kebiasaanku untuk mengabaikannya.
Bohong jika aku tidak peduli padanya.
Setelah aku melihat dengan jelas teriakan dirumahnya yang amat mengusik telinga.
Aku mendekat. Mengeratkan sebungkus roti manis ditangan.
"Kamu belum sarapan, kan." Ucapku berlagak cuek sambil menaruh persediaan roti yang aku ambil dari dapur rumah.
Dia melihatku dan roti didepannya bergantian. Seolah, terkejut dengan kebaikan hatiku yang tiba-tiba ini.
Dia tersenyum tipis, amat tipis untuk disebut senyuman sinis miliknya yang biasa digunakan untuk mengejekku disetiap kesempatan.
"Terimakasih, aku tidak apa-apa." akunya sambil membuka plastik roti, lalu memasukkannya kedalam mulut. Mengunyah pelan, memperhatikan roti ditangan dengan cermat, seolah dirinya baru kali ini melihat makanan manis berbentuk bulat itu.
"Yakin baik-baik saja?" Tanyaku berusaha sebiasa mungkin untuk tidak terdengar penasaran.
"Hmm.." Sahutnya sambil mengernyitkan hidung, berlagak tidak masalah.
Tanpa menunjukkan kebiasaannya pun aku tahu, dirinya tengah berbohong.
"Ck, terserahmu saja. Itu bayaran untuk obat kemarin." Sahutku.
Kenyataannya saat ini, Lucky tidak baik-baik saja.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY POWDER
Fanfiction"Cintai dirimu sendiri. Duniamu sudah manis, biar aku tambahkan taburan bubuk keberuntungan untukmu." . . Repost ulang 30 day writing challage di IG tahun 2019..