Aku tidak percaya pernyataan bahwa kita bisa jatuh cinta kapan saja, dimana saja dan pada siapa saja. Cinta datang tanpa aba-aba. Jika sudah waktunya kamu untuk jatuh, kamu akan jatuh pada seseorang yang tidak kamu rencanakan sebelumnya.
Lucky benar-benar mengganggu hidupku. Mengganggu ketentraman duniaku.
Laki-laki itu, laki-laki kurus yang tidak seberapa itu seperti muncul dimana-mana.
Dan saat aku tidak melihatnya, mataku seakan mencari keberadaannya untuk memastikan dia ada disana, baik-baik saja.
Aku jadi harus was-was setiap hari. Deg-degan setiap waktu. Merindu setiap saat. Eh, tunggu ada yang salah dengan apa yang aku ucapkan.Tidak. Bukan. Aku hanya khawatir padanya layaknya seorang tetangga.
Hah? Memang ada tetangga yang amat perhatian sepertiku?
Aku bisa jadi gila sendiri jika seperti ini.
Apa aku harus mandi air garam ya untuk buang sial?
Hm, tapi bertemu dengan Lucky bukanlah nasib sial. Aku amat bersyukur atas kehadirannya. Karena ada dia aku merasa bisa menjalani hidupku dengan baik. Aku bisa tersenyum dan tertawa. Aku bisa bersekolah kembali. Dia bagai salah satu motivasi untuk aku tetap hidup dan bahagia.
Aneh memang. Bagaimana prilaku seseorang bisa beruba drastis seperti ini dalam sekejab hari.
Duh lagakku seperti orang yang baru mengenal cinta saja. Selalu ingat dan melihat seseorang yang disukai dimanapun dan kapanpun.
Apa aku harus membuang ego dan mengakui jika aku memang sedang jatuh cinta?
...
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY POWDER
Fanfiction"Cintai dirimu sendiri. Duniamu sudah manis, biar aku tambahkan taburan bubuk keberuntungan untukmu." . . Repost ulang 30 day writing challage di IG tahun 2019..