Menyebalkan

40 13 0
                                    

“Kamu kenapa? Perlu obat?” Aku menoleh lemah pada petugas UKS saat menghampirinya untuk meminjam kunci.

Aku menggelengkan kepala, mengisyaratkan tidak. “Aku hanya ingin berbaring sebentar, isi kepalaku sedang kacau.” Jawabku sambil mengambil kunci dan berjalan ke UKS.

Aku tidak bohong, kepalaku yang tidak pernah bekerja keras, rasanya terlalu sakit untuk dipakai berfikir. Apalagi hal-hal rumit yang sekarang ini aku alami. Memusingkan kepala saja.

Setelah membuka ruang UKS aku melepas sepatu dan membaringkan diri di kasur.

Lagi, otakku mulai berusaha mencari pemecahan masalah.

Harusnya aku bercerita saja pada orang yang lebih pintar untuk membantuku. Tapi harga diriku terlalu tinggi untuk meminta bantuan. Andai meminta tolong itu hanya seperti bernafas, aku tidak akan memiliki sakit yang menyiksa ini.

Aku menutup mataku dengan lengan, membuat pandanganku gelap, berharap menghadirkan rasa tenang. Aku kembali menghela nafas. Rasa sesakku terlalu banyak berkumpul.

“Kamu tahu, sering menghela nafas bakalan buat kamu cepat mati.” Kelakar suara yang amat ku kenal membuat aku memindahkan lengan, membuka mata dan menatap malas laki-laki kurus yang melihat heran kearahku. “Ck..” Kesalku, seharusnya dia tidak muncul dikala kepalaku seperti akan pecah dan butuh pelampiasan untuk menghilangkan sakitnya.

Lucky meletakkan botol minum di meja sebelah kasur. Aku pura-pura tidak tertarik meski hatiku merasa sebaliknya. Kebaikannya yang menyebalkan seperti ini kadang membuatku bertambah kesal padanya. Lalu bertambah kesal lagi ketika aku menyadari seharusnya aku berterimakasih dengan kebaikannya.

“Kalau sedang sulit, minta tolong saja. Kamu punya mulut. Apa susahnya sih minta tolong.” Omelnya sembari berbalik pergi tidak tertarik.

Aku kembali menghela nafas. Kesal. Tapi perasaanku kembali terasa hangat karena kelakuan menyebalkannya ini.

 Tapi perasaanku kembali terasa hangat karena kelakuan menyebalkannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

LUCKY POWDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang