Tamu

48 15 0
                                    

Aku bukanlah pribadi yang sulit untuk diajak bicara, namun aku rasa semua berubah sesuai dengan suasana hati.

Aku amat tidak suka panggilan dari depan pintu, seolah menyuruhku untuk bangkit dan mempersilahkan siapapun yang datang untuk masuk kedalam, lalu aku harus bermanis dan menyajikan minuman.

Aku tidak pernah seperti ini.

Hanya saat tertentu, ketika aku tidak sedang senang. Apalagi kondisi tubuhku dalam keadaan buruk.

"Oiiiii!"

Terlebih ketika kamu tahu siapa tamu itu. Aku semakin enggan membuka pintu.

Mungkin berpura-pura tidak mendengar dalam mode tidak ada orang dirumah merupakan cara yang ampuh untuk mengusir tamu yang tidak diinginkan.

"Aku tahu kamu dirumah. Aku bahkan bisa melihat kepalamu dari jendela." Sinis ya.

Sialnya aku.

Aku bangkit sambil menyeret kaki malas. Membuka pintu yang hanya cukup untuk aku berdiri, tidak berniat mempersilahkan masuk.

Laki-laki itu mendecih. Jelas sekali tidak senang dengan sambutanku atas kedatangannya.

Kenapa saat aku memutuskan untuk mengibarkan bendera perang dia rajin sekali muncul, hanya untuk membuatku jengkel. Aku akan mati karena serangan darah tinggi jika begini.

"Ada ap--" belum selesai bertanya laki-laki itu meyodorkan kantung plastik bening didepan wajahku.

Dengan wajah heran dan tatapan ragu aku mengambilnya. "Apa in--" baru hendak bertanya kembali laki-laki itu sudah berbalik hendak pulang. Dasar tidak sopan.

"Oii, Lucky! Ini apa?" Teriakanku bahkan tidak didengarkan.

Menyebalkan.

Aku membuka bungkus plastik, ada salep dan sejenis obat yang tidak aku tahu fungsinya apa.

Aku tersenyum tipis, menyadari maksud baik dari tetanggaku. Dia tahu aku sedang menderita karena ruam dan tidak bisa keluar rumah bahkan untuk membeli obat.

Tapi... Aku menghela nafas lagi.
Bagaimana aku bisa sembuh jika aku tidak tahu cara penggunaan obat dan salep ini?

Kadang, tamu yang tidak jelas sepertinya memang harus diabaikan.

Aku kembali menoleh pada rumah Lucky yang berada didepan. "Dasar aneh." gumamku sambil menutup pintu.

" gumamku sambil menutup pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

LUCKY POWDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang