Zi Ren merasakan atmosfer yang sangat tidak nyaman ketika pria yang ada di hadapannya tak kunjung memberi jawaban.
Pria yang nampak lebih dewasa darinya itu menatapnya dalam diam dan nyaris tak berkedip.
Hal yang otomatis terlintas di kepala Zi Ren adalah bahwa pria dihadapannya ini pasti tidak mengerti apa yang baru saja ia katakan.
"Ekhm, excuse me Sir. Do you need any help?"
Beberapa detik berlalu dan sayangnya si pria tetap diam. Hingga pada akhirnya dengan nekad Zi Ren menepuk pelan lengan si pria.
"Uh! I am sorry."
Si pria menggaruk tengkuknya sambil tersenyum canggung usai tersadar dari lamunannya.
"Maaf aku tidak terlalu memperhatikanmu tadi."
Si pria menjawab dalam bahasa Mandarin yang sangat fasih.
Dalam hati Zi Ren menganga mendengar jawaban si pria. Bukan hanya karena si pria yang ternyata mengerti ucapannya tapi juga karena-------
"Tidak memperhatikanku katanya? Apa orang ini tidak sadar jika matanya sejak tadi tidak berhenti menatapku?"
Ucap Zi Ren yang tentu disuarakan dalam kepalanya.
"Ehm, jadi apakah Anda membutuhkan bantuan Tuan------
"Byun Baekhyun."
Si pria mengulurkan tangannya yang disambut baik oleh Zi Ren.
"Xi Zi Ren."
Pautan kedua tangan itu terlepas setelah bertemu beberapa detik dalam sesi perkenalan singkat.
"Ehm, seperti yang kau lihat. Mobil ku mogok."
Baekhyun menjawab pertanyaan Zi Ren yang sempat terabaikan sesaat tadi.
"Kemana Anda akan pergi, Tuan Byun?"
Baekhyun mengeluarkan ponsel dari saku celananya, membuka aplikasi perpesanan lalu menunjukkan pada Zi Ren.
"Kau tahu tempat ini?"
Zi Ren membaca sekilas sebuah pesan yang berisikan alamat pada ponsel Baekhyun lalu tersenyum.
"Aku akan mengantarkan Anda, Tuan."
"Eh?! Kau tidak perlu melakukannya. Cukup beritahu aku jalannya dan aku akan pergi sendiri."
"Rumah yang akan Anda datangi letaknya masih cukup jauh, Tuan. Anda akan kelelahan jika menempuhnya jalan kaki. Disini juga tidak akan ada kendaraan umum yang melintas."
"Tapi aku benar-benar tidak ingin menyusahkan mu."
"Anda tidak perlu merasa sungkan, Tuan. Karena saya juga tinggal di rumah itu."
"Eh?! Benarkah?!"
Kaget Baekhyun yang membuatnya sadar akan satu hal.
"Tunggu! Dasar Baekhyun pabbo! Dia tadi mengatakan jika nama marganya adalah Xi, 'kan? Apakah dia salah satu anggota keluarga itu?"
"Benar. Mari kita berangkat sekarang?"
"Ehm, lalu bagaimana dengan mobilku?"
Meski tadi ia mengatakan mobil itu rongsokan tapi Baekhyun sangat mencintai mobil tersebut. Ia bahkan rela membayar biaya pengiriman yang sangat tinggi dari Korea ke China demi agar mobil kesayangannya itu bisa menemaninya bekerja di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the Star
Fanfiction"Aku tidak akan menjual rumah ini pada siapapun, berapapun harga yang mereka tawarkan." Sun Yuan berkata dengan tegas setelah membaca surat yang ia terima. "Aku sudah menduga jika kau akan mengatakan hal itu, tapi tidak ada salahnya tetap menerima k...