RtS-8

108 12 0
                                    

BUGH!

Tubuh jangkung itu ambruk merasakan dinginnya lantai rumah sakit.

Meski bogem itu dilayangkan oleh seorang omega tapi tetap saja Sun Yuan adalah pria. Tenaganya cukup kuat untuk merobohkan alpha seperti Chanyeol.

"Bre****k! Apa yang kau lakukan pada putraku?!"

Sun Jian berhasil menangkap tubuh sang adik, menahannya ketika omega itu akan kembali memukul Chanyeol. Sedangkan Yifan yang mengawal kakak beradik Xi itu, membantu Chanyeol untuk bangun.

"Kalau kau memang tidak becus menjaganya, kembalikan dia padaku!"

"Kendalikan dirimu, Yuan. Kita sedang di rumah sakit."

Ucapan Sun Jian bagaikan angin lalu. Tidak mampu membuat kesadaran adiknya kembali. Sun Yuan yang terliputi amarah terus meronta dalam dekapannya.

"Lepaskan aku, Ge!"

Chanyeol yang sudah kembali berdiri mendengus pelan sambil mengusap darah di sudut bibirnya.

Bibirnya sobek karena pukulan Sun Yuan.

"Tidak becus katamu?! Lalu yang kau lakukan pada Kyung Soo lima belas tahun lalu itu apa, hah?! Karena kecerobohanmu, kau membuat putraku hampir kehilangan nyawanya."

Sun Jian menggelengkan kepalanya. Sudah jelas jika pertengkaran tidak akan terelakkan melihat bagaimana reaksi Chanyeol.

Usia tidak membuat seseorang menjadi berpikir dewasa ketika menghadapi masalah.

"Itu semua kecelakaan, Park Chanyeol!"

"Dan kau pikir aku sengaja mencelakai putraku sendiri?!"

Yifan terlihat kuwalahan menahan tubuh besar Chanyeol. Alpha memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan Beta atau Omega. Dan kekuatannya bisa bertambah berkali-kali lipat ketika ia sedang dikuasai amarah seperti sekarang.

Begitu juga Sun Jian yang tidak kalah repot meski yang ia jaga adalah seorang omega.

"Aku akan membawa Zi Ren kembali bersamaku!"

"Lakukanlah dan kau akan berurusan dengan kepolisian!"

"Kau pikir aku takut?! Aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan putraku kembali."

Chanyeol tertawa sinis.

"Hahaha-----lihat siapa yang egois di sini?!"

Mantan pasangan Alpha Omega itu saling bertukar tatapan penuh dendam.

Mereka seolah buta dan tuli akan keadaan dimana mereka berada.

Bisikan serta sorotan dari banyak pasang mata sama sekali tidak mereka indahkan.

Keduanya sama-sama tidak mau disalahkan dan ingin mencari kebenaran.

"Kau selalu berpikir kau lebih baik dalam segala hal! Hanya karena satu kesalahan kau menilai orang lain dengan begitu rendahnya. Berkacalah Dae, lihat apa kau memang lebih baik dariku!"

"Dan apa kau pikir kau sebaik yang kau pikirkan?!"

"Aku sudah melakukan yang terbaik dan memberikan semuanya padamu, tapi lihat apa yang kau dan keluargamu lakukan padaku, huh?!"

"Ku rasa kau yang perlu berkaca, Park Chanyeol! Kau membutakan matamu atas semua pengorbanan yang ku lakukan."

***

"Belum menemukan petunjuk?"

Chanyeol menggeleng sambil menerima uluran secangkir kopi dari Chang Wook.

Rewrite the StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang