RtS-9

88 9 1
                                    

"Perutmu tidak akan kenyang jika kau hanya mengaduk makananmu, Zi."

Zi Ren tersenyum tipis mendengar teguran sang paman.

Meski begitu, ia tetap tidak terlihat berniat untuk memasukkan makanan lezat didalam piringnya ke dalam mulut.

"Kau memikirkan Babamu?"

Zi Ren menatap sebentar Sun Jian lalu mengangguk. Atensinya kembali pada hidangan di depan mata yang sama sekali tidak menggugah selera.

"Kau tidak berpikir jika appamu akan menelantarkan Babamu, 'kan?"

Pertanyaan Sun Jian membuat omega manis itu menghentikan gerakan tangannya. Ia sepenuhnya menatap sang paman dengan sorot mata khawatir.

"Bagaimana jika benar Appa meninggalkan Baba, Paman? Bagaimana nasib Baba? Dia tidak membawa uang sepeserpun, 'kan?"

Berbeda dengan sang keponakan yang terlihat panik, Sun Jian justru terlihat tenang. Ia membasahi tenggorokannya dengan beberapa teguk air sebelum menjawab pertanyaan Zi Ren.

"Appamu tidak sejahat itu, Zi."

"Tapi mereka benci satu sama lain, Paman."

Mendengar gumaman Zi Ren, Sun Jian tersenyum tipis. Ia tidak menyangka ponakannya sepolos ini. Apakah bocah dua puluh tahun ini belum mengenal cinta?

"Zi, dengarkan Paman. Sehebat apapun pertengkaran mereka, aku jamin appa-mu tidak akan tega meninggalkan baba-mu sendirian. Jadi kau tidak perlu khawatir karena sekarang Babamu pasti baik-baik saja."

Zi Ren menatap kedalam dua manik Sun Jian, mencoba mencari kebenaran dari ucapan yang baru saja ia dengar.

"Kau bisa menelphonnya jika kau tidak percaya."

Sun Jian menyodorkan ponsel dimana disana sudah tertera nama 'Park Chanyeol'. Zi Ren hanya perlu menekan ikon bergambar 'telephon' untuk berbicara dengan appa-nya itu. Namun omega manis itu justru mendorong ponsel itu kembali pada sang pemilik.

"Aku yakin jika appa pasti menjaga baba dengan baik."

Sun Jian tersenyum lega.

"Kalau begitu cepat habiskan makananmu, lalu istirahat. Dokter Zhang akan datang sebentar lagi untuk mengecek kondisimu."

Raut khawatir sudah sedikit memudar dari wajah Zi Ren, senyumnya pun bisa sedikit lebih cerah dari sebelumnya.

***

Kemeja yang semula melekat ditubuhnya kini sudah berganti kaos. Beruntung ukuran tubuh Sun Yuan dan Zi Ren hampir sama, sehingga Sun Yuan tidak akan dibuat pusing soal pakaian ganti.

Ia sedang duduk di teras belakang, menikmati angin sore menjelang malam. Tidak banyak yang bisa ia lihat di sana, karena Sun Yuan dan Chanyeol sama-sama tidak suka berkebun.

Halaman sempit dengan ukuran 2x4 itu hanya ditumbuhi rumput pendek. Itupun yang menanam adalah pemilik lama dari rumah ini. Ia tidak menyangka jika rumput dengan jenis rumput babat itu masih hidup sampai sekarang.

Sun Yuan menengadah, menatap langit yang mulai memudar warna birunya berganti gelap.

"Tidak baik melamun menjelang malam."

Suara Chanyeol yang tiba-tiba menyentak Sun Yuan.

Ia menatap Alpha yang bersandar di kusen pintu sambil melipat kedua tangannya. Beberapa detik berlalu, Sun Yuan buru-buru mengembalikan atensinya pada langit yang sudah sepenuhnya gelap.

Jujur saja, Sun Yuan sedang tidak ingin melakukan interaksi apapun dengan mantan suaminya itu setelah kejadian tadi siang dimana ia tiba-tiba menangis usai meminta maaf. Tidak tahu mengapa tapi ia merasa semakin canggung ketika berdekatan dengan Alpha yang ia kenal sejak remaja itu.

Rewrite the StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang