RtS-3

94 16 0
                                    

Rasanya sudah sangat lama Sun Jian tidak melihat adiknya dalam kondisi seperti ini.

Terakhir kali ia melihat sepasang mata minimalis itu memancarkan sorot kecewa, khawatir disertai rasa takut adalah saat ingatan Sun Yuan kembali, tepat satu tahun setelah ia menjadi anggota keluarga Xi.

"Jadi kau curiga jika Baekhyun ada hubungan dengan alpha masa lalumu?"

Sun Yuan menghela nafas pelan.

"Aku-----juga tidak terlalu yakin, Ge. Karena setahuku dia adalah anak bungsu."

"Berarti bisa saja kau salah 'kan?"

"Karena aku omega jadi kau meragukan penciumanku?"

Manik minimalis itu memicing tajam ke arah sang kakak.

"Bukan seperti itu maksudku. Beberapa alpha memiliki aroma feromon yang mirip, Yuan. Bisa saja ini memang aroma dari Baekhyun, 'kan?"

Sun Yuan menggeleng.

"Tidak. Aku mencium aroma Baekhyun - meskipun samar - di tubuh Zi Ren. Dan itu berbeda dengan aroma yang melekat di tubuh Baekhyun itu sendiri. Aku mengenal orang itu sejak kami remaja, Ge. Aku tidak mungkin salah mengenali. Tidak ada Alpha yang memiliki aroma feromon setajam miliknya. Aku tidak mungkin lupa bagaimana aroma itu menusuk hingga membuat tubuhku bergetar ketakutan."

Sun Jian menghela nafas pelan.

"Kalian sudah berpisah lima belas tahun lamanya tapi kau masih mengingat dengan jelas aroma feromonnya. Bukankah itu artinya kau masih memikirkannya sampai saat ini?"

Sun Yuan tertawa remeh sambil mendengus keras.

"Untuk apa aku melakukan hal tidak berguna semacam itu, Ge."

Diakhir katanya, tawa sumbang itu mereda. Digantikan dua labia yang tertutup rapat dengan sorot mata sendu berpadu emosi.

"Tidak ada gunanya aku melakukan hal semacam itu. Karena belum tentu dia juga melakukan hal yang sama."

Sun Jian bungkam usai mendengar jawaban Sun Yuan. Mood adiknya itu menjadi berkali-kali lebih suram dari sebelumnya. Salahnya juga sih membuat candaan menggunakan topik yang sangat sensitif untuk Sun Yuan.

"Yuan, Gege minta maaf, ya? Niatku hanya ingin membuat suasana hatimu lebih baik tapi ternyata aku salah memilih topik."

Netra Sun Yuan bergulir untuk menatap sang kakak yang kini memandangnya dengan wajah penuh sesal. Ia tahu Sun Jian tidak berniat untuk mengusik masa lalunya. Kakak tak sedarahnya itu hanya ingin menghibur dirinya tapi terbentur keahlian melucu nya yang buruk. Tidak ingin membuat kakaknya merasa tidak enak hati, Sun Yuan menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.

"Tidak perlu merasa bersalah seperti itu, Ge. Kenangan masa laluku memang masih melekat kuat di kepalaku. Bahkan setelah mengalami amnesia pun, tak satupun kenangan masa laluku yang tertinggal. Ku rasa, sudah saatnya aku berubah menjadi lebih kuat dan mulai menerima apa yang sudah terjadi antara kami. Bagaimana juga, yang terluka bukan hanya aku tapi kami berdua."

Seharusnya Sun Yuan memang sudah baik-baik saja mengingat kejadian itu sudah berlalu lama sekali. Tapi pepatah yang mengatakan 'waktu mengobati segala luka' tidak berlaku untuknya.

Sampai saat ini, hatinya masih saja berdenyut sakit setiap bayangan sosok itu hadir didalam benaknya. Terlebih setiap kali ia menatap Zi Ren. Putra semata wayangnya itu mewarisi wajah yang sangat mirip dengan pria alpha itu.

Sun Yuan yang menyetujui keputusan besar itu, tapi ia jugalah yang dengan sangat pengecut dan egois melarikan diri, pergi meninggalkan negara asalnya bersama sang anak. Mencoba meninggalkan kenangan buruk dengan pergi ke tempat baru, meski pada kenyataannya memori-memori itu melekat kuat ditiap sel otaknya.

Rewrite the StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang