🍼Three🍼

15.9K 1.9K 116
                                    

•••

Sesuai kesepakatan renjun dan juga donghyuck selama berunding. Keduanya memutuskan membawa si bayi kekantor polisi. Mereka ingin melaporkan kasus penelantaran anak yg baru saja mereka temui.

Walaupun keduanya terlihat tak ingin melepaskan balita gembil tersebut, namun mereka harus menyerahkan si bayi ke tangan orang yg tepat. Secara renjun maupun donghyuck sama sekali tidak mengetahui cara mengurus bayi. Mereka hanyalah dua orang remaja laki laki yg mana belum pernah menangani perihal anak dan sejenisnya.

Renjun memandang bayi di pelukannya dengan pandangan tak rela. Entah sejak kapan keberadaan bocah mungil di dekapannya ini berhasil mengambil perhatiannya secara penuh. Lihatlah pipi bulat yg tampak memerah lucu itu, ingin rasanya renjun menggigitnya gemas.

Disebelahnya ada donghyuck yg membawa kain kain yg melilit tubuh si bocah tadi. Didalam hati donghyuck juga sebenarnya terasa berat melepas bocah berisik ini pada polisi. Ia tidak tahu mau dibawa kemana makhluk kecil ini setelah tugas mereka selesai melapor.

Dua remaja itu diam dalam pikiran masing masing. Hati keduanya benar benar terasa berat begitu keduanya secara tak sengaja berhasil menenangkan balita tersebut. Rasanya seperti berbeda. Ada perasaan bangga meliputi diri donghyuck dan juga renjun saat membuat si bayi berhenti menangis.

Donghyuck berhenti melangkah ketika tidak mendengar tapakkan kaki orang di sampingnya. Pemuda tan menoleh untuk melihat renjun namun anak itu menghilang. Melirik kebelakang barulah donghyuck berdecak. Ia pikir renjun mau kabur atau berubah pikiran menculik si bayi.

Dilihatnya renjun tak bergerak dari posisi berhenti remaja itu. Membuat donghyuck bingung memperhatikan.

“Kenapa berhenti? Ayo, kantornya tidak jauh dari sini.”

Ucapan donghyuck tak mendapat tanggapan. Renjun masih sibuk dengan lamunannya. Wajah pemuda itu bahkan terlihat gugup entah karena apa.

Nnggangg...Pphaah pphaa~

Donghyuck mengalihkan perhatiannya pada si bocah kecil. Hatinya menghangat hanya karena mendengar celotehan tak jelas itu.

Maka si remaja berkulit cokelat berinisiatif menggenggam jemari gembul si makhluk mungil, sesekali mengecupnya gemas. “Apa, hm? Si bocah jelek ini ingin apa?”

Nnyeenyee..anggg~

Mendengar pertanyaannya ditanggapi, donghyuck malah berakhir gemas kemudian mengecup brutal jemari yg tengah menggenggam telunjuknya tersebut.

Arah pandangnya beralih pada satu lagi manusia yg sedang menggendong si balita gemuk. Sepertinya donghyuck paham apa penyebab renjun terserang kebisuan mendadak begini.

Si pemuda tan menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu memantapkan hatinya untuk bertanya. “Jadi kau maunya bagaimana?”

Renjun dengan segera mengangkat wajahnya menghadap donghyuck. Diperhatikannya si pemuda dekil menurutnya itu dengan seksama.

“Memangnya kalau ku katakan apa mauku, kau bersedia menurutinya?”

“Kalau tidak menyulitkanku, mungkin saja.”

Wajah suram renjun berubah riang seketika. Bibirnya menyunggingkan senyum lebar yg langsung ditujukan pada donghyuck. Mengeratkan pelukannya, renjun mengecup pipi balita yg sibuk mengulum jemari di mulutnya. “Jangan bawa ke kantor polisi. Aku tak mau berpisah dengannya...”

BABY || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang