•••
Sehari setelahnya kehidupan berjalan seperti biasa. Keluarga kecil itu memutuskan kembali setelah puas membawa jisung kemana mana. Donghyuck dan juga renjun sepakat untuk merahasiakan pernikahan mereka.
Dan sekembalinya dari acara bulan madu atau malah jadi liburan keluarga itu, donghyuck beserta teman temannya disibuki latihan band.
Mereka jadi sering berlatih. Mengingat event sekolah diadakan dalam dua hari lagi. Para guru meminta peserta untuk giat melakukan latihan, tak terkecuali nmt sendiri.
Membuat donghyuck kerap kali lumayan sulit membagi waktu bertemu sang anak. Berangkat pagi ke sekolah, lalu kembali saat senja menyambut. Mengandalkan renjun membujuk jisung agar anak itu tidak terlalu ribut jikalau ditinggalkan donghyuck.
Pemuda juni menghembuskan nafasnya gundah. Merobek kertas yg baru saja ditulisnya kemudian melemparkannya sembarang. Mengundang tatapan heran dari tiga pemuda lainnya.
“Tidak dapat ide lagi?”
Donghyuck mengangguk malas. Pemuda itu memutar tubuh menghadap teman temannya. “Otakku seperti berhenti bekerja. Aku...butuh bertemu jisung.”
Penjelasan donghyuck mendapat anggukan kepala dari yg lainnya. Jeno berjalan mendekat. Menepuk pundak sahabatnya itu disertai kekehan ringan.
“Semenjak menikah, kau terlihat berbeda hyuck.”
“Apanya? Aku malah tidak merasa begitu.” Jawab donghyuck yakin.
Yangyang melipat kedua tangannya didada. “Auramu terasa lebih berat. Maksudku kau bertingkah semakin dewasa, dan aku cukup terkejut dengan perubahanmu.”
Jeno dan jaemin mengangguk menyetujui ucapan yangyang. Membuat donghyuck mengernyit tak percaya. Tidak ada yg berubah darinya, ia masih donghyuck yg sama. Hanya sedikit lebih banyak diam, memilih mengalah bila diejek tiga teman temannya, serta lebih kepada menjaga tingkah untuk tidak terlalu terlihat absurd didepan umum. Dan itupun donghyuck tidak merasakan ada aneh dengan dirinya.
Tanpa memikirkan ucapan tiga sahabatnya, donghyuck memilih kembali menyibukkan diri menulis lirik lagu. Mereka akan menampilkan penampilan band disaat acara event dilakukan.
Diantara mereka berempat, donghyucklah yg suka sekali menulis kata kata puitis. Entah apapun itu, pemuda kelahiran juni tersebut selalu menyediakan catatan kecil bila sebait kalimat bagus terlintas dibenaknya. Yg menjadikan alasan kuat dimana sebagian lagu yg nmt bawakan adalah hasil rangkaian otak donghyuck.
Ketiganya mengakui pemuda serampangan itu memang cerdas terlepas sikap urak urakkannya.
Jeno meraih gitar diatas sofa, memainkan kunci dengan dentingan asal. Bibirnya tiba tiba terangkat buka suara. “Kau sudah bekerja keras, hyuck. Kami menghargai usahamu untuk Nmt.”
Senyum tipis terpancar dari bibir donghyuck. “Ya, kita semua sudah bekerja keras. Untuk Nmt.”
.
.
.
.Jarum jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Donghyuck akhirnya tiba diapart setelah selesai mengurus beberapa keperluan untuk band mereka.
Mengendurkan dasi yg terpasang, donghyuck menyugar rambutnya kebelakang. Keringat yg muncul ia biarkan menetes.
Tak lama renjun datang dengan jisung di gendongannya. Terlihat bocah gemuk itu belum tidur seperti terakhir kali donghyuck pulang. Maka si remaja lee berubah ceria. Donghyuck merindukan bocah berisik itu. Sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || HYUCKREN
Fiksi RemajaDonghyuck tidak pernah menyangka kepulangannya sehabis latihan band, membawanya bertemu sesosok makhluk kecil nan menggemaskan. Sedangkan Huang Renjun tak habis pikir, kenapa ia yg baru saja pulang setelah melaksanakan piket sekolah, disangka menel...