🍼Fifteen🍼

11.5K 1.4K 41
                                    

Selamat Membaca

•••

“Aigoo, tampannyaa~~”

“Yangyang sunbae, maukah kau jadi kekasihku?” Yangyang yg mendengarnya langsung menatap sinis gadis berambut pendek yg barusan berkata. Lalu berjalan melewati siswi tadi dengan raut datarnya.

Tidak perlu heran mengapa mereka berempat begitu dikagumi seantero sekolah. Hal ini bahkan sudah biasa terjadi jika mereka melewati koridor atau tempat tempat ramai.

“Jaeminnie...saranghaaeee!!”

Jaemin membalas dengan senyum ramahnya seperti biasa. Hanya dia dan donghyuck yg suka menghiraukan sapaan dari siswa maupun siswi, sedangkan dua lainnya hanya memilih acuh sembari terus berjalan. Sok keren memang kalau kata jaemin.

“Hyuck, pulang sekolah nanti ada waktu tidak?”

“Ada.” Si gadis tersenyum manis, “Kalau jalan jalan denganku, mau?”

Donghyuck terkekeh, menyikut lengan jaemin yg sedang mencibir disampingnya. “Mianhae, heejin-ah. Maksudku ada waktu, untuk latihan band. Lain kali saja, ya.”

“Huumm, geurae. Terima kasih donghyuckie.” Yg ditanggapi sebuah senyum dari si punya nama.

Namun tiba tiba langkah mereka terhenti. Seorang gadis muncul tepat dihadapan mereka. Membuat keempat pemuda famous itu menatapnya dalam diam.

“Jeno, ini untukmu..”

Jeno yg berada dipaling ujung mengernyit tipis kala sebuah bunga plastik berwarna merah disodorkan padanya.

Merasa tidak tertarik, pemuda tampan itu hanya memberi anggukan kecil kemudian tetap mengambil apa yg diberikan untuknya.

Keempat pemuda tampan itu berlalu. Jeno memberikan bunga tersebut kepada jaemin yg terima terima saja. “Lumayan. Pengganti bunga vas ku yg sudah layu.”

Kemudian kembali melanjutkan berjalan menuju kelas mereka yg terletak dipaling ujung. Disatukan dalam satu kelas yg sama lagi lagi membuat mereka menjadi sorotan sekolah. Pasalnya bagaimana bisa keempat remaja tampan itu digabungkan dalam satu kelas?

Donghyuck meletakkan ranselnya keatas meja. Lalu beralih mengotak atik ponselnya entah sedang apa. Disisi sebelahnya ada yangyang yg sudah asik dengan earphone dikedua kupingnya. Pemuda itu benar benar tipe orang yg membosankan, untung saja sikap acuh tak acuh yangyang sudah dipahami oleh yg lainnya.

Berbeda dengan dua pemuda lainnya. Jeno dan jaemin telah hanyut dalam obrolan absurd mereka. Jangan hiraukan. Dua remaja itu memang seperti anak kembar, kemana kemana selalu berdua dan memiliki pola pikir yg sama. Diluar dingin namun didalam banyak oceh itulah Lee jeno.

“Omong omong...kakak sepupumu sudah kembali dari luar negeri? Setahuku kau pernah mengatakan mereka sudah lama pindah, apa aku yg salah dengar?” Celetuk jeno.

Jaemin diam untuk sesaat. Matanya bergerak acak. Kemudian pemuda kelahiran agustus tersebut langsung menepuk meja dengan keras. Yg mana membuat seisi kelas menatap keduanya dengan aneh. “Sorry.”

Memukul tengkuk jaemin, jeno memutar kedua matanya jengah. Sedangkan jaemin hanya memberi cengiran.

“Aahh, Itu...aku lupa memberi tahumu. Kakak sepupuku pulang tidak lama ini dan kini sudah kembali lagi.”

BABY || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang