🍼Eleven🍼

12.4K 1.6K 108
                                    

Selamat Membaca

•••

“Kau yakin tidak ingin bermalam disini? Hari sudah larut, atau mau aku antar?”

Renjun menggeleng kukuh. Ia cukup mengerti donghyuck perlu beristirahat daripada mengantarnya pulang. Lagian, alasan renjun menolak menginap karena takut ayah dan ibunya khawatir. Ditambah ponselnya juga lowbat menambah kesulitan tersendiri untuk mengabari orang rumah.

Pemuda berdarah tiongkok tersebut segera memakai mantel hangatnya. Sengaja ia bawa bila cuaca berubah hujan ataupun dingin berambun.

Donghyuck memperhatikan segala yg dilakukan remaja manis itu. Perlu ia akui, terselip perasaan berat hati ketika renjun memilih tetap pulang daripada menginap di apartemen miliknya. Bagaimanapun kondisi malam hari sangatlah berbahaya, mengingat perawakkan renjun mendominasi lebih ke feminim. Tindak kejahatan apa saja bisa menghampiri pemuda itu.

Sebelum renjun meraih knop pintu sewarna kuning keemasan, donghyuck menahan lengannya. Membalik tubuh kecil itu untuk menghadap kearahnya.

Renjun tersentak.

“Menginaplah untuk malam ini, njun. Sudah tengah malam, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu.” Ucap donghyuck dengan gamblangnya.

Hanya seutas kalimat biasa saja sebenarnya, namun sedikitnya berhasil memporak porandakan hati si manis.

Bibir sewarna cerry itu terangkat untuk memberi tanggapan namun cepatnya donghyuck menyela membuat renjun pada akhirnya hanya bisa berpasrah diri. Donghyuck sepertinya tahu kelemahan renjun.

“Demi jisung. Siapa tahu dia ingin tidur dipeluk mamanya, kan?” Renjun mendelik sebal mendengar perkataan donghyuck.

“Berhenti menyebutku mama! Aku ini laki laki, brengsek! Apa kau buta, huh?!”

“Mommyku seorang pria jika kau ingin tahu.”

“Ya tetap saja aku tidak ingin dipanggil mama!”

Pemuda bertubuh tinggi hanya mengedikkan bahunya acuh. Menarik udara sepuas mungkin, renjun menatap donghyuck dengan sorot tanda menyerah. Jika mengenai balita itu, renjun takkan bisa berkelit mau bagaimanapun.

“Baiklah.” Pemuda huang itu melepaskan mantel yg ia kenakan tadi, berjalan menuju kamar sang empu lalu kembali dengan dua bantal di pelukannya.

Berhenti tepat didepan donghyuck. Renjun langsung menyerahkan bantal yg ia bawa ke tangan remaja lee tersebut. Membuahkan tanda bingung dari raut wajah donghyuck.

“Aku akan bermalam disini dengan satu syarat, kau tidak boleh tidur bersama kami. Aku dan jiejie didalam kamar dan kau di ruang tamu.” Putus si manis begitu saja membuat donghyuck menolak mentah mentah. Enak saja! Siapa yg tamu siapa yg tuan rumah jika begitu! 

“Jelas saja aku tidak setuju! Dimana mana tamu lah yg seharusnya mengalah! Kau saja yg tidur diluar.”

“Andwaee!! Siapa yg beberapa saat lalu memaksaku untuk menginap disini?! Kau! Jadi terserah ku mau memutuskan tidur dimana.” Balas renjun keras kepala. Pemuda itu bahkan sudah bersiap untuk berlari kekamar jika saja donghyuck tetap bersikeras tak mau didebat.

BABY || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang