🍼Twenty two🍼

15.6K 1.6K 198
                                    

•••

Suasana canggung seakan tidak bisa di elakkan. Nyatanya sekedar bersentuhan saja rasanya jauh lebih menegangkan.

Mungkin seperti itulah yg kini dirasakan dua pengantin baru kita. Donghyuck dan renjun.

Selepas menidurkan jisung ditempat tidur khusus bayi, kedua remaja itu enggan saling menatap membuat suasana semakin pengap. Renjun melempar pandangan kearah ranjang. Dimana hiasan bunga bunga mawar berbentuk hati memenuhi tempat tidur mereka.

Siapa lagi kalau bukan ulah mertua dan ibunya. Keduanya sangat amat bersemangat untuk mendandani kasur pengantin muda ini. Merapikan dan mengganti sprei menjadi warna putih, dengan tambahan selimut yg dibentuk menjadi sepasang angsa.

Donghyuck juga melirik ranjangnya dengan gelengan kepala. “Kenapa mereka bersemangat sekali..hhah.”

Dan tanpa peduli, pemuda berkulit tan segera merebahkan tubuhnya disana. Membuat hamparan bunga bunga bertebaran karenanya. Sedangkan renjun hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

Menggeser tubuhnya ketepi kasur, donghyuck menepuk sisi sebelahnya. “Kemari, njun. Tidur di sebelahku.”

“Aku...aku tidur di sofa saja.” Jawaban renjun mendapat decakkan dari donghyuck. Ia mengangkat wajahnya menghadap si manis, memasang muka tak peduli. “Apa yg kau takutkan tidur bersamaku? Tidur, renjun. Tidur.”

“Lagian aku takkan meminta yg lain. Jadi tenang saja. Setidaknya untuk sekarang,”

Renjun tersedak begitu mendengarnya. Matanya sudah melebar tidak terima. “Kau bicara apa sih?! Dasar tidak jelas.”

“Ya bicara mengenai kelangsungan hubungan kita. Asal kau tahu saja, hubungan intim itu penting—”

“Blablablabla!! Berhenti membahasnya hyuck! Aku geliii.” Jengit renjun sambil menggeleng panik. Malas menanggapi obrolan ngawur si remaja edan, renjun memutuskan menaiki kasur dan langsung menarik selimut setinggi mungkin. Menyembunyikan wajahnya yg sudah memerah malu.

Sementara si oknum utama hanya terkekeh menanggapi. Merasa lucu melihat tingkah malu malu istrinya.

Menarik selimut yg dipakai si manis, donghyuck semakin berulah dengan ikut menarik renjun kemudian mengapit pemuda itu menggunakan kedua lengannya. Mengendus leher sang istri lalu memejamkan matanya tenang.

“Hyuck, sempit.” Cicit renjun memelas. Ia sudah hampir menangis asal tahu saja. Ulah donghyuck hari ini benar benar membuat renjun kewalahan sekaligus shock. Ia baru tahu bahwa sosok yg menjadi suaminya kini adalah orang yg clingy.

Dalam pejaman matanya, donghyuck bergumam berat. “Tidur, njun.”

Renjun menggeleng pelan, “Tidurnya jangan peluk.”

“Loh, kenapa? Tidak ada yg salah dengan itu.”

“Aku tidak biasa..” Ucapnya pelan sekali. Untungnya pemuda itu mendengar, dengan sabar donghyuck melepaskan rengkuhannya. Membiarkan renjun meringsut menjauh.

Kemudian kembali melanjutkan sesi tidurnya. Pemuda itu terbukti benar benar lelah. Tanpa menolak, donghyuck justru mengalah dan memilih memaklumi tingkah renjun.

“Chal chayo, hyuckie...”

“Hmm..”
.
.
.
.

Pagi pagi sekali nyonya besar lee sudah heboh dengan segala kecerewetannya. Mengisi cuping telinga siapa saja yg berada di rumah saat itu juga.

Pasalnya sang mommy tiba tiba meminta ia beserta renjun dan jisung untuk berlibur sembari menikmati cuti yg masih berjalan, karena lusa mereka sudah akan kembali masuk sekolah. Saking niatnya doyoung, pria itu bahkan sudah menitah seluruh maid untuk mengurus keperluan ketiga manusia tersebut.

BABY || HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang