•••
Jeno mengendarai motor lumayan jauh dibelakang. Tidak ingin meninggalkan jejak mencurigakan bagi sang target.
Dipisahkan oleh beberapa mobil didepannya, jeno tetap fokus mengikuti motor sport berwarna putih itu dengan hati hati. Hari ini, lebih tepatnya pagi ini saat ia akan menghampiri sang sahabat kerumahnya, jeno dibuat bingung mendapati jaemin dengan tergesa gesa pergi dari kediamannya. Yg pada akhirnya membuat jeno juga diliputi rasa penasaran dengan berakhir membuntuti pemuda tersebut.
Berawal dari tingkah jaemin belakangan ini yg menurutnya aneh, membuat rasa penasaran akan apa yg terjadi semakin mengganggunya. Ia harus tahu alasan mengapa sahabatnya itu terlihat menyimpan masalah berat.
Raut wajah pemuda Na sama sekali tidak bersahabat. Terhitung jeno jarang melihat remaja itu menunjukkan ekspresi gugup serta waspada.
Mengeratkan tangan ke pedal gas, pemuda bertahi lalat di mata tersebut mengernyitkan keningnya saat motor jaemin berhenti disalah satu caffe. Ikut menepikan motornya, jeno segera mencari lokasi yg pas untuk memata matai jaemin.
Jaemin tampak melirik kanan kiri, entah apa yg dicarinya sebelum memasuki caffe yg sekitarannya lumayan sepi. Maklum saja, ini masih pagi.
Pemuda itu hanya diam sembari memainkan ponselnya. Jeno mulai mencari akal. Mengambil ponsel yg tersimpan di kantung celana, jeno mencoba mendial nomor jaemin. Ia ingin memastikan sesuatu.
Tak lama panggilan terhubung. Jeno masih memperhatikan pergerakan sang sahabat. “Halo.”
“Yoo, ada apa menelfonku?” Jeno diam sesaat, dirinya tidak buta untuk tahu nada yg berusaha jaemin jaga agar tetap tenang.
“Kau dimana sekarang?”
Jaemin mengedarkan matanya keseluruh sekitaran caffe, kemudian menjawab. “Aa—Di..dirumah kakak sepupuku. Memangnya, kenapa?”
Bohong.
Jaemin berbohong. Kakak sepupunya bahkan sudah kembali ke luar negeri beberapa bulan yg lalu. Ditambah jaemin sama sekali tidak dekat dengan mereka.
Ini bukan tipikalnya sekali.
“Oh, tadinya berniat mengajakmu nongkrong. Tapi kau sedang tidak berada dirumah.”
“Ya, aku tidak berada dirumah. Besok saja, sekalian bersama yg lainnya.”
“Oke.” Panggilan ditutup. Jeno semakin tak habis pikir dengan sahabatnya tersebut. Sebesar apa masalahnya hingga dia berani berbohong padanya? Seasing itukah mereka untuk jaemin?
Baru saja pemikiran itu terlintas dibenaknya, seseorang datang. Memasuki caffe dengan hoodie yg menutupi kepala. Jeno tidak mengenalnya.
Ia mengambil duduk bersebrangan dengan jaemin yg sudah memasang wajah dingin miliknya. Posisi jeno yg lumayan jauh membuatnya tidak bisa mendengar percakapan kedua pemuda tersebut. Bagaimanapun, jaemin harus menjawab tanda tanya didalam otaknya.
Cukup lama jeno mengawasi, yg bisa dirinya tangkap dan lihat adalah sorotan mata jaemin yg berubah ubah. Ia juga banyak menundukkan kepala tak ingin melihat lawan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || HYUCKREN
Novela JuvenilDonghyuck tidak pernah menyangka kepulangannya sehabis latihan band, membawanya bertemu sesosok makhluk kecil nan menggemaskan. Sedangkan Huang Renjun tak habis pikir, kenapa ia yg baru saja pulang setelah melaksanakan piket sekolah, disangka menel...