•••
Sesuai kesepakatan kedua belah pihak kemarin. Doyoung dan juga ten memutuskan untuk mengadakan pertemuan keluarga.
Yg mengharuskan renjun dan juga donghyuck untuk tidak masuk sekolah hari ini. Merasa berat hati pun sama sekali tidak berguna. Mommynya bahkan sudah mengizinkan dua remaja itu untuk cuti karena adanya masalah penting. Membuat donghyuck terserang pening. Mommynya seniat itu.
Dirinya dan renjun juga dibiarkan tinggal bersama diapartemen sementara waktu. Mau membantah, namun lagi lagi kedua orangtua mereka tak lagi mempermasalahkan karena pada kenyataannya keduanya juga sudah pernah berhubungan yg mana berhasil mendatangkan cucu mereka. Jadi ten hanya berpesan pada donghyuck agar menahan nafsunya sebelum pernikahan berlangsung. Donghyuck tentu sempat mengamuk mendengarnya. Ingin berkata jujur saja rasanya bila terus dituduh seperti itu! Mana pernah ia menyentuh renjun seujung kuku!
Maka tidak ada yg bisa ia perbuat selain menerima semua tuduhan tersebut.
Donghyuck merebahkan tubuhnya kesofa. Menjadikan lengan sebagai penutup wajah lelahnya.
Tak lama renjun datang bersama jisung. Membaringkan balita tersebut dan membiarkannya melakukan apapun. Renjun mengawasi tingkah pemuda kelahiran juni yg sedang menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan.
“Hyuck.”
“..........”
“Lee.”
“Nngaangaaa...” Renjun dibuat tersenyum sambil memandang balita yg sekarang bergerak aktif menggoyang goyangkan tubuhnya. “Bukan jisungie sayang. Tapi papa.”
Donghyuck yg mendengar percakapan tersebut langsung membuka matanya. “Ada apa?”
“Kau tidur?”
“Hanya memejamkan mata.”
Renjun menatap donghyuck intens. Memandang pendaran jernih milik pemuda itu. “Apa kau keberatan dengan keputusan orangtua kita?”
“Entahlah. Aku tak punya pembelaan tentang itu. Mungkin jalan satu satunya adalah dengan menerimamu sebagai pilihan terakhirku.”
“Yakk, bukankah ucapanmu terlalu berlebihan! Kau pikir aku sudi sudi saja dinikahkan denganmu?! Benar benar tidak tahu malu! Jika bukan untuk mempertahankan jisung aku takkan mau berakhir dengan bajingan sepertimu. Dipikir aku setidak laku itu apa!” Ocehnya tak terima. Perkataan donghyuck terkesan menjadikan renjun beban karena memilih dirinya. Tidak tahu saja berapa gadis yg renjun tolak selama ini. Masih jauh dibandingkan dengan pemuda tan itu, sudah pasti.
“Bbyuuubyuu mmhaaa~~”
Renjun menoleh pada jisung. Mengusap liur balita itu yg sudah menetes hingga dagu. Kemudian mendongak lagi kearah donghyuck. Rupanya remaja tersebut telah menyembunyikan wajahnya kembali.
“Hyuck, kita belum berbelanja kebutuhan jisung selama ini. Ayo ke mall.”
“Kau sendiri saja. Aku malas.” Renjun cemberut. Wajahnya ia tundukkan untuk melihat jisung. “Aegi...papa tidak sayang denganmu..”
“Buktinya papa tidak mau diajak membeli baju dan mainan jisungie,...papa jahat yaa”
Donghyuck merasa kedua telinganya panas mendengar omong kosong yg diucapkan renjun. Dengan kesal, pemuda tan bangkit dari telentangnya. “Tutup mulutmu, huang! Kau mau meracuni otak bocah itu?!”
“Tidak kok. Aku kan hanya mengatakan kebenaran—”
“Kebenaran pantatmu!” Renjun berdesis kesal.
“Pphaaaa pphaaaa!!!”
Nyatanya rencana renjun membuahkan hasil.
Dengan berakhirnya dua remaja dan satu bayi disalah satu mall terbesar kawasan seoul.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || HYUCKREN
Roman pour AdolescentsDonghyuck tidak pernah menyangka kepulangannya sehabis latihan band, membawanya bertemu sesosok makhluk kecil nan menggemaskan. Sedangkan Huang Renjun tak habis pikir, kenapa ia yg baru saja pulang setelah melaksanakan piket sekolah, disangka menel...