•••
Nyatanya donghyuck benar benar kembali kekediamannya. Berlarut larut memikirkan siapa yg salah tidak mendatangkan solusi yg tepat. Jadilah pemuda lee memutuskan pulang dan meninggalkan dua manusia tersebut diapart miliknya.
Renjun sendiri cukup bingung apa yg menimpa donghyuck setelah pemuda itu mengangkat panggilan dari ponselnya. Raut donghyuck menjadi berubah dingin, dan tanpa bisa dirinya cegah donghyuck meninggalkannya dengan jisung berdua. Hanya mengatakan pamit lalu meminta renjun menginap malam ini menemani jisung. Untungnya sang ibu mau memberi renjun izin menginap ditempat teman lewat telfon tadi.
Sebenarnya tidak masalah juga untuknya, hanya saja renjun ikut gelisah melihat perubahan tingkah laku pemuda jelek menurutnya itu. Donghyuck yg selama ini ia lihat belum pernah menunjukkan ekspresi datar dan serius didepannya. Dan jujur itu terasa asing bagi renjun.
Dan anehnya, jisung seakan dapat merasakan kekalutan kedua orang tua sambungnya. Seperginya donghyuck, balita itu tiba tiba merengek membuat renjun cukup kelabakkan menenangkannya.
“Hiiks...pphaaa”
Renjun tidak berhenti menggoyangkan gendongannya. Jisung masih menangis namun lucunya bayi itu betah memejamkan mata sembabnya.
“Enggg...huuhuu~”
“Jie jangan menangis, nanti papa tidak mau kesini. Apa jie mau, hm?”
“Nnyoonyoo huuweee...”
“Makanya berhenti menangis, nee? Ada renjun hyung disini..” Hibur renjun seadanya.
“Mmhaa!! Nyyoo yyuunggg..hikks” Celotehnya semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher renjun. Anak itu akan rewel bila keinginannya tidak diikuti.
“Iya, ini hyu—Mama peluk. Tapi jisungie jangan merengek lagi, arraseo? Jie tidak ingin tenggorokannya sakit kan? Nanti jie tidak bisa memanggil mama dan papa...” Renjun mengusap punggung sang anak yg berada di dadanya.
Tak lupa membalurkan minyak telon keseluruh tubuh balita tersebut. Walaupun apart milik donghyuck terlihat bersih dan terang, bisa saja satu atau dua serangga atau apapun menggigit bocah itu saat tertidur nanti.
Beberapa menit setelahnya, si bayi tertidur didalam gendongan renjun yg segera pemuda itu pindahkan kekamar sang empu. Merebahkan tubuh gempal jisung diranjang besar donghyuck tak lupa menarik selimut hingga batas dada.
“Mimpi indah anak—Mama?” Renjun menyempatkan mengecup kening sang bayi sebelum ikut masuk dalam ruang mimpi.
.
.
.
.Jaemin, jeno serta yangyang baru saja menyelesaikan latihan band di studio yg sudah menjadi langganan nmt. Ketiganya memutuskan untuk nongkrong sebentar di salah satu caffe.
Jeno menyeruput matchalatte nya, sesekali menyendok waffle dipiring kecil. Berbeda dengan yangyang yg sudah asik bermain ponsel. Tanpa mengalihkan pandangannya kearah lain, pemuda kelahiran jerman itu kian sibuk memiring miringkan layar yg menampilkan game balap kesukaannya.
Sejenak jeno melirik pada salah satu sahabatnya yg sedari tadi mendadak tak bersuara. Bahkan minuman berwarna gelap yg menjadi kesukaannya belum ia sentuh sedikitpun. Biasanya jaemin akan mengisi suasana dengan lelucon anehnya tetapi sekarang yg jeno lihat hanya ekspresi kusut yg sahabatnya tersebut tunjukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || HYUCKREN
Novela JuvenilDonghyuck tidak pernah menyangka kepulangannya sehabis latihan band, membawanya bertemu sesosok makhluk kecil nan menggemaskan. Sedangkan Huang Renjun tak habis pikir, kenapa ia yg baru saja pulang setelah melaksanakan piket sekolah, disangka menel...