•••
Maka disinilah semua orang berada. Mempusatkan perhatian secara penuh kepada dua remaja yg kini duduk bersimpuh di bawah karpet.
Taeyong mengusap pundak sang istri menenangkan, sejak lima belas menit lalu doyoung tak kunjung berhenti mengomel panjang lebar sehabis dirinya datang. Bahkan ia pun tak luput ikut kena semprot dengan mengatakan bahwa ia terlalu memanjakan si bungsu.
Disisi sebelahnya juga sudah ada tamu bersangkutan. Yakni kedua orangtua renjun. Mereka dipanggil kesini oleh taeyong untuk menyelesaikan masalah runyam ini. Bagaimanapun hadirnya orang tua remaja tersebut sangat berpengaruh memberi keputusan kedepannya.
Lain dengan si sulung yg dengan santainya tiduran di kamar donghyuck. Tidak mau ikut campur bila sang ibu sudah mencapai klimak darah tingginya. Lebih baik jaga jarak aman. Ia lebih memilih bermain dengan bocah kecil yg menjadi biang dari kekacauan yg terjadi.
Mark memainkan jemari kecil nan lentik milik jisung, membuat bayi itu mengeratkan pegangan tangannya. “Kau benar benar anak donghyuck, ya?”
Sejenak kedua alis camar tersebut turun pertanda tidak yakin, “Kulitmu putih, tidak sama dengan kulit adikku.” Lalu tiba tiba mulutnya terbuka sambil mengangguk ngangguk. “Oh pasti karena ibumu cantik. Wajahnya menurun padamu berarti. Ck, si tengik satu itu benar benar beruntung. Hahh, aku juga ingin punya kekasih jadinya.”
Tukk!
“Whatt?! Sshhh... Kelakuan bocah ini tidak beda jauh dari si sialan itu rupanya. Aku semakin yakin kau benar benar turunan adikku.” Timpal mark seraya mengusap wajahnya yg baru saja dihantam kepalan tangan basah milik jisung.
“Gagaggaaa...Kkhaaaaalll!!”
Bocah itu sepertinya tidak terima mark mengumpati ayahnya.
.
.
.
.Kembali pada kenyataan diluar, semua pasang mata mengarah pada kedua remaja yg masih menunduk.
Doyoung bahkan sudah lelah mengoceh namun sang putera sama sekali enggan membuka mulut untuk bicara. Melirik ibu dari renjun, doyoung mengangguk memberi kesempatan.
Pria manis sepantaran doyoung tersebut bangkit dari duduknya. Berjongkok kearah sang anak lalu mengusap pundak renjun agar lebih rileks. “Renjun, ada yg bisa kau jelaskan, nak?”
Dan ajaibnya renjun malah menangis mengundang semua mata mengarah padanya. “Hikks....injun...injun hanyaa...hiks”
Ten menghapus aliran air mata sang putera gemas. “Iya, injunnie hanya apa hm?”
Menggeleng gelengkan kepala tak bisa melanjutkan perkataannya, renjun tanpa aba aba yg jelas langsung memeluk lengan donghyuck sambil terisak. “Inilah yg sebenarnya terjadi Ibu..hikss..”
Donghyuck yg masih shock, belum mencerna maksud perkataan renjun hanya bungkam. Sepasang netranya melirik lengannya yg tengah dipeluk erat oleh renjun.
Satu lagi pria mengerikan yg diketahui ayah dari si pemuda huang ikut berdiri. Namun bukan berjalan menghampiri anaknya, tetapi malah lurus kearahnya. Hahh?? Mau apa pria itu?!
“Bocah brengsek!!”
Bugh!
Semua orang panik. Ayah renjun baru saja memukul wajah donghyuck. Membuat si pemuda tan oleng dan berakhir tercampak karena tidak siap dihadapkan sebuah pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY || HYUCKREN
Ficção AdolescenteDonghyuck tidak pernah menyangka kepulangannya sehabis latihan band, membawanya bertemu sesosok makhluk kecil nan menggemaskan. Sedangkan Huang Renjun tak habis pikir, kenapa ia yg baru saja pulang setelah melaksanakan piket sekolah, disangka menel...