five

2.4K 192 12
                                    

Baru 2 jam tertidur, Sanji sudah dikejutkan oleh suara pintu di ketuk dengan kasar .

Dia berusaha bangkit dari tempat tidur dan pergi menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.

Baru membukanya sedikit, mata Sanji sudah membulat terkejut.

"Hai manis" Pria disana menyapa Sanji.

Ingin menutup pintu itu kembali namun pria-pria itu dengan cepat menghalau dan malah membuka pintu itu lebih lebar.

Sanji berjalan mundur dan menatap tajam ke arah orang-orang yang berada di depannya.

Ketiga orang itu sudah berjalan masuk dan mulai mendekati Sanji.

"Mau apa kalian kesini? Jangan mendekat. " Sanji berkata dengan lantang, ia tak mau orang-orang ini mengganggu hidupnya dan melakukan hal yang macam-macam.

"Wow, kau memang sangat berani, aku akui itu" Seorang pria berperawakan aneh berkata.

Itu galdino, atau yang biasa mereka sebut mr.3. Sementara pria yang membuka pintu dengan lebar adalah Gem, atau yang mereka sebut mr. 5

Ada tiga orang yang disana, dan yang satu lagi adalah daz bones atau mr. 1.

Sebenarnya Sanji tak terlalu mengerti dengan penamaan mereka, tapi satu yang Sanji tau, mereka adalah lintah darat yang sangat kejam.

"Ngapain kalian kesini? Bukannya aku sudah membayar cicilan bulan kemarin?" Sanji berujar tegas, berharap orang-orang itu tak mengganggunya.

"Hahaha, anak manis. Kau harus sopan kalau berbicara pada kami" Mr.3 berkata dengan tampang menyebalkannya dan mulai mendekat untuk mengelus pipi Sanji.

Merasakan sesuatu menyentuh pipinya membuat Sanji reflek meyingkirkan tangan itu dengan kasar.

"Berengsek, jangan sentuh aku. katakan apa mau kalian?! " Sanji berujar marah, karena bajingan-bajingan ini sudah bersikap tak sopan kepadanya.

"Dasar pelacur murahan!! Beraninya kau melawan kami" Tangan yang tadinya menyentuh pipi Sanji sekarang sudah beralih menjambak rambutnya.

"Akkh... " Sanji berteriak saat tangan itu menarik rambutnya dengan kuat.

"Kau memang sangat cantik" Sekarang wajah mr. 3 sudah sangat dekat dan mulai menciumi leher Sanji.

"LEPAS BRENGSEK!!" Sanji akan melayangkan pukulan kepada pria itu, namun sebuah tangan yang kekar berhasil manahannya.

"Jaga sikapmu!! " Mr. 5 sudah memegang tangan Sanji dan sekarang memelintirnya kebelakang, membuat rasa sakit pada lengannya.

"Apa mau kalian?! Cepat katakan!! " Air mata Sanji sudah keluar akibat lengannya yang mulai sakit.

"Baiklah kami akan memberitahumu" Mr. 1 yang sedari tadi diam, sekarang mulai berbicara.

"Jadi mulai sekarang boss kami sudah ganti. Dan menurut keputusan dari boss yang baru, semua hutang piutang akan dikenakan bunga sebesar 20%" Mr. 1 menjelaskan dengan santai kepada Sanji.

"20% ?!!! Kalian Gila!!! Ini sama saja pemerasan namanya" Sanji berteriak walaupun tubuhnya masih tak bisa bergerak.

"Kau berani melawan?!!" Tangan mr. 3 yang tadi menjambak Sanji sekarang telah mencengkram dagunya.

"Cuihh... Menjauh dari wajahku" Entah keberanian dari mana Sanji meludahi wajah mr. 3 yang berada di hadapannya.

Sementara itu mr. 3 dengan santai mengelap ludah yang berada di mukanya lalu tanpa aba-aba menendang perut Sanji dengan dengkulnya.

Bitch Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang