⚠violence, abused and attention to rape.
Di sebuah ruangan yang hanya disinari oleh sedikit cahaya, seorang pemuda bersurai pirang terbaring di atas sebuah ranjang yang berada di tengah ruangan.
"Eungh" Sanji mengeluh saat merasakan sakit dikepalanya.
Ia perlahan membuka mata dan mencoba menetralkan sedikit cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.
Setelah matanya kembali berfungsi secara normal, pria itu mulai melihat dan mengamati sekitarnya.
Ruangan ini diterangi oleh lampu bewarna merah redup yang cahayanya tidak sampai kesudut ruangan.
Dirinya akan melihat lebih jauh namun gerakannya tertahan saat mendapati lengannya yang tak bisa digerakaan secara leluasa.
Ia mencoba menggerakkan tangannya kembali namun hasilnya nihil, Karena sekarang dia sudah terikat oleh sebuah tali yang masing-masing ujungnya tersimpul ke kedua sisi tiang tempat tidur.
Pandangannya beredar, berputar mencari sesuatu yang dapat dia gunakan untuk melepaskan diri. Namun jarak tempat tidur yang berada di tengah ruangan menyulitkannya untuk menggapai barang-barang yang lainnya.
"Enghh" Dengan sekuat tenaga ia menarik kedua lengannya, berusaha melepaskan diri dan berharap setidaknya tali itu sedikit melonggar.
Namun ternyata usahanya sia-sia. Bukannya melonggar, tali-tali tersebut malah dengan apiknya melukai pergelangan tangannya membuat darah sedikit keluar dari kulit yang tergesek.
Tapi tentu saja Sanji tak menyerah, ia masih menggoyang-goyangkan tangannya agar dapat terlepas dari lilitan tali sialan itu.
Tak beberapa lama meronta, gerakannya seketika berhenti saat mendengar suara derit pintu yang terbuka.
Nafasnya tercekat. Bunyi sepatu menderu memecah kesunyian diikuti dengan keringat dingin yang mulai menyucur di kening Sanji.
"Kau sudah bangun rupanya" Suara sapaan yang di lantunkan oleh Crocodille menyapa telinga Sanji dan membuatnya menatap tajam kearah pria yang sekarang sudah berada tepat dihadapannya.
"LEPASKAN AKU BAJINGAN" teriaknya marah dengan sesekali menghentakkan lengannya minta dilepaskan.
"Sttt... Jangan berisik. Aku lebih suka mendengar suaramu mendesah dari pada berteriak seperti ini" Crocodille mendekat dan membelai pelan surai pirang Sanji yang sedikit basah karena keringat.
"Cuih... Menjauh dariku bangsat" Air liur milik Sanji meluncur dan mendarat dengan indah di pipi sebelah kanan Crocodille, membuat pria itu mengernyit dan menghapus bagian pipinya yang basah.
Mendapat perlakuan seperti itu, Raut wajah Crocodille seketika berubah mengeras.
Plak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Sanji, membuat kepalanya berpaling kesamping. Dan tanpa terasa darah segar juga sudah mengalir dari bibirnya.
"BEHAVE atau aku akan bersikap kasar kepadamu" Ujar Crocodille dengan nada marah.
Sanji tak membalas dan hanya memalingkan wajahnya, tak mau menatap pria di depannya.
Melihat tingkah Sanji yang seperti itu, membuat amarah Crocodille semakin membuncah "LIAT AKU BITCH" Sebuah tangan besar sudah meremas kuat kedua pipi Sanji. Menarik wajahnya kasar untuk menatap sipemilik.
"Apapun yang terjadi, kau akan menjadi milikku" Ujarnya sebelum dengan kasar mulai mencium dan melumat bibir Sanji yang berada di cengkramannya.
"Eungg... Mphh~ Le-lepas.. Ahhhng" Sanji meronta dikala Crocodille menciuminya dengan berutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Perfect
FanficSanji is a bitch. Dia adalah seorang yatim piatu yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih berumur 12 tahun. mempunyai seorang adik perempuan yang umurnya berbeda 10 tahun dengannya, membuatnya harus banting tulang untuk bertahan hidup. semu...