thirteen

2.1K 156 13
                                    

Setelah malam panas bersama Zoro, Sanji kembali dengan aktivitas sehari-hari nya.

Sebenarnya waktu itu Zoro sudah menganjurkan kepadanya untuk mengambil cuti, karena kondisi Sanji yang terlihat tidak baik.

Namun tetap saja pria itu keras kepala dan memaksa untuk tetap bekerja.

Walaupun tubuhnya terasa remuk redam tapi mengingat Reiju dan tanggung jawabnya, membuatnya tak bisa berlama-lama beristirahat.

Ia harus mencari uang. Kapanpun itu dan apapun caranya.

Sebulan berlalu dan Sekarang Sanji sedang menjalankan pekerjaannya di Restoran.

Karena hari ini adalah akhir pekan, Restoran favorite seperti Baratie tentu saja akan ramai di kunjungi pelanggan.

"Sanji!! Pesanan meja No. 21 ya" Patty berteriak sambil menggantungkan note di sebuah tali yang berada di dapur. Setelah melakukan itu, pria itu pergi dan melanjutkan tugasnya.

Sanji tak menjawab, ia masih fokus dengan masakannya dan sakit kepala yang sedari tadi melandanya.

Sakit itu tak kunjung hilang sehingga Sanji memutuskan untuk menelan pil pereda rasa sakit sebelum memulai kembali kegiatannya yang tertunda.

Jam terus berjalan sampai waktunya untuk restoran tutup.

"Sanji jangan lupa sampah" Carne berujar sebelum dirinya beranjak untuk pulang.

Ia tak menjawab dan hanya melakukan tugas yang diberikan.

Sebuah kantong hitam besar terangkat dan terjatuh tepat di dalam tong sampah.

Sanji menepuk-nepuk tangannya untuk membersihkan debu yang tertinggal sebelum merogoh kantongnya untuk mengambil kotak nikotin kesayangannya.

Diambilnya batang kecil mematikan itu sebelum akhirnya menyalakannya dan menghembuskan asapnya.

Ia tau kalau merokok seperti ini tak baik bagi bayinya, namun ia sama sekali tak bisa menghentikan kebiasannya.

Hanya rokoklah teman yang bisa membuatnya lupa akan masalahnya walau sejenak.

Tapi akhir-akhir ini hidupnya yang suram sedikit bewarna karena Zoro yang selalu mengganggunya.

Walaupun utang budinya telah lunas. Namun pria bersurai hijau itu selalu saja mempunyai beribu alasan untuk menemuinya.

Beberapa kali mereka berjumpa kerena kebetulan dan terkadang Zoro memang sengaja menunggunya pulang setelah bekerja di restoran.

Pria itu sangat baik. Sangking baiknya Sanji merasa risih untuk berdekatan dengannya. Dirinya merasa tak pantas untuk berada di sisi pria tersebut.

Setelah menghabiskan dua batang nikotin, Sanji berencana kembali kedalam untuk mengambil tasnya sebelum pulang. 

Namun tiba-tiba kepalanya kembali berdenyut, yang membuatnya harus berpegangan ke dinding agar tak terjatuh.

"Nggh.. Akhir-akhir ini sakitnya lebih sering" Ia bergumam kepada dirinya sambil memegangi kepalanya yang terasa berat.

Sudah sebulan dia lewati setelah mengetahui kalau dirinya hamil dan Ia sama sekali belum mengunjungi dokter.

Semenjak mengetahui kenyataan tentang dirinya, ia merasa pekerjaannya semakin melelahkan.

Ia tak tau ini pengaruh dari kehamilannya atau memang kondisi mentalnya yang mulai lemah.

Sanji masih terus memegang kepalanya, saat merasakan sebuah air mengalir dari hidungnya.

Ia menyeka bagian tersebut dan matanya membulat saat melihat bercak merah sudah menghiasi punggung tangannya.

Bitch Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang