twenty one

1.4K 83 7
                                    

Zoro pov

Waktu terus berputar dan tak terasa matahari sudah mulai turun dari singgasananya. Menampilkan cahaya oranye yang membias masuk melalui jendela besar di belakangku.

Aku merenggangkan otot-otot ku yang kaku sebelum penglihatanku melirik jarum jam yang ada didinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 05.45 sore. Sudah saatnya aku merampungkan semua pekerjaan melelahkan ini.

Tanganku bergegas menjulur mematikan komputer yang berada di hadapanku kemudian menyusun map-map dan berkas yang berserakan di atas meja.

Tok tok

Suara ketukan pintu, berhasil membuatku berhenti dari kegiatan yang sedang kulakukan.

"Sir"

Suara seorang wanita yang amat kukenal menggema masuk kedalam ruangan.

"Masuk" Ujarku seraya kembali menyusun berkas yang ada di tanganku.

Pintu terbuka dan perlahan menampilkan wajah lelah dari skertarisku.

Wanita itu bernama Tashigi, seorang sekertaris sekaligus tangan kanan kepercayaanku.

Awalnya aku merekrutnya karena dia sangat mirip dengan Kuina, kakakku yang sudah meninggal. Namun beberapa hari bekerja bersama, aku menjadi yakin bahwa Tashigi adalah seorang yang telaten dan pekerja keras. Dia juga jujur dan dapat di percaya, sehingga itu alasan aku mengangkatnya menjadi tangan kananku.

Aku menatapnya sebelum bertanya apa maksud dari kedatangannya keruanganku.

"Ada apa? "

"Sir, kau sudah mau pulang? " Ujarnya tanpa basa basi.

"Tentu. Apa ada yang harus di kerjakan lagi? " Tanyaku, karena setauku jadwal sudah selesai untuk hari ini.

"Perusahan Hotsuka baru mengirim berkas kontrak kerjanya tadi siang. Bisakah kau melihatnya sebentar? " Ujarnya sedikit memohon.

Sebenarnya aku orang yang malas bekerja lembur. Tapi akhir-akhir ini memang aku sering sekali mangkir dari urusanku sehingga membuat Tashigi kewalahan.

Aku merasa bersalah dengan wanita itu.

Kulihat kembali jam yang ada di dinding sebelum menganggukan kepala menyatakan aku setuju untuk melihat berkas tersebut.

"Ini berkasnya. Mungkin kau harus melihat beberapa bagian penting yang sudah kutandai" Ujarnya seraya membuka map itu dihadapanku dan menunjuk beberapa poin yang telah ia bulatkan dengan pensil.

"Baiklah. Aku akan melihatnya" Ujarku tanpa mengalihkan pandanganku dari map tersebut.

Kukira setelah memberikan berkasnya padaku, wanita itu langsung pamit. Namun kenyataannya dia masih setia berada di sebelahku sambil mengamatiku.

"Ada apa? Apa ada sesuatu yang lain?" Tanyaku yang sedikit risih jika kegiatanku di perhatikan.

Mendengar kalimat itu keluar dari mulutku, Tashigi sedikit terkejut.

"Ah.. ti-tidak sir. A-aku hanya~" Kalimatnya terputus dengan wajah yang sudah merah padam seperti orang ketahuan mencuri.

Aku tak menjawab dan hanya memperhatikan gerakannya yang tampak aneh menurutku.

"A-aku akan kembali keruanganku" Ujarnya sebelum bergegas keluar ruangan dengan terburu-buru.

Melihat itu aku hanya menggelengkan kepalaku.

Sejujurnya hanya itu kelemahan Tashigi, entah mengapa wanita itu seperti canggung jika berhadapan denganku.

Tapi anehnya, jika berhadapan dengan klien dia akan menjadi sosok wanita yang tegas dan berwiba.

Bitch Perfect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang