Author pov
Sebuah gambar buram memasuki penglihatannya saat dirinya membuka mata.
Begitu samar, hanya suara desahan yang ia dengar.
"Sudah bangun sayang? " Sentuhan tangan yang dingin terasa membelai pipinya.
Siapa?
Kepalanya sangat pusing dan pikirannya berkabut. Dirinya merasa sedikit disorientasi dengan keadaan sekitarnya.
"Hey hey sadarlah. Permainan belum selesai". Orang itu kembali berkata sambil menepuk-nepuk pipi Sanji agar dia sadar.
Alisnya tampak berkerut, dirinya sedang berpikir keras tentang apa yang terjadi.
Badannya sangat lemas. Tubuhnya bergerak dengan sendirinya seperti ada yang menggoyangkannya maju dan mundur.
" Nghh~ ahhh... I come " Sebuah suara lain terdengar.
Sanji masih tak mengerti, sampai sebuah kilas balik tiba-tiba melintas di kepalanya.
Matanya melotot dan tubuhnya mulai bergetar. Dirinya ingat semuanya.
"Nghh" Sanji terlonjak saat lagi-lagi sesuatu kembali memasuki lubangnya.
" Ahh ahh ~ fuck... Soo good" Erangan nikmat itu kembali memasuki telinganya.
" Hey fox kau sudah sadar? " Suara kembali memanggilnya tapi dirinya tak dapat melihat itu siapa.
Pandangannya masih kabur.
Sanji menggeleng cepat " Hentikan~ please hhh "
Sanji takut, tubuhnya kembali bergetar. Keterbatasan penglihatan ini membuat adrenalinnya memacu.
"Fuckkk nggghh~ ahh" Sesuatu yang hangat dapat ia rasakan memenuhi lubangnya.
Sial, mereka tak pakai kondom
Setelah itu perlahan tapi pasti Penglihatannya mulai kembali.
Dapat ia lihat 4 orang sedang mengelilinginya. Dari keempat orang itu hanya satu yang iya kenal.
Capone Bege
Si tua bangka brengsek yang telah menipunya. Ia tak di bayar untuk melakukan gangbang. Seharus nya lelaki tua itu memberitahukannya dulu.
"Brengsek, kau menipuku" Sanji berujar dan menatap tajam pada orang di depannya.
"Aku tak menipumu. Wanita itu yang tak mengatakannya" Capone tersenyum tipis dan mulai menjilati puting Sanji.
Boa?! Dasar germo bajingan.
"Karena sekarang kau sudah sadar, mari kita lanjutkan permainannya" Pria itu berujar sambil memberi isyarat kepada temannya.
Pria yang tadinya sedang menghisap penis Sanji mulai beranjak dan pergi menjauhi mereka.
Tak lama pria itu kembali dan membawa sebuah box, lalu memberikannya kepada pria tua itu.
Sanji tak tau apa yang akan dilakukan si tua bangka tapi dia juga tak bisa melawan karena posisinya.
Sekarang kedua tangannya sedang terikat ke tempat tidur. Sementara kakinya di tekuk dan di ikat di bagian paha. Membuat lubangnya terekspos dan gampang untuk dimasuki.
Dirinya tak bisa bergerak. Dan satu-satunya yang dapat dia lakukan adalah mengikuti alur permainannya.
Pria tua itu membuka boxnya dan mengeluarkan beberapa barang.
Pertama dia mengeluarkan sebuah Nipple Clamps (cari di google).
"Aku sangat menyukai putingmu ini, betapa baiknya aku memberinya sebuah Aksesoris" Pria itu berujar sambil menjilat dan meremas dada Sanji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Perfect
Fiksi PenggemarSanji is a bitch. Dia adalah seorang yatim piatu yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih berumur 12 tahun. mempunyai seorang adik perempuan yang umurnya berbeda 10 tahun dengannya, membuatnya harus banting tulang untuk bertahan hidup. semu...