"Sanji?!! "
Suara Zoro menggema di jalanan sepi setelah dirinya berhasil membalikkan tubuh tersebut sehingga menghadap kepadanya.
Nafasnya tercekat dan matanya membulat sempurna saat melihat keadaan Sanji yang begitu memperihatinkan.
Baju bagian atas pria itu sedikit tersingkap menampilkan bahu dan bagian tulang selangka yang dihiasi dengan tanda merah.
Darah yang hampir mengering jatuh mengalir dari pelipisnya dan mengenai mata dan juga pipinya.
Jejak air mata terlihat jelas disana bersamaan dengan tubuh yang bergetar hebat. Surai pirangnya juga terlihat berantakan.
Zoro sempat terpaku, namun dia kembali pada kesadaranya untuk memastikan kondisi Sanji.
"Hei, Sanji" Zoro sudah berlutut dihadapan kekasihnya dan mencoba mengalihkan pandangan Sanji yang terlihat sedang syok berat.
Pria itu terdiam dan matanya menatap kosong kedepan. Mungkin ia belum sadar akan sekitarnya.
"Ji~ hey" Berkali-kali Zoro mengoyangkan tubuh itu agar tersadar. Lalu beberapa detik kemudian Sanji mulai merespon.
"Zo-zoro" Ujarnya terbata saat melihat sosok yang berada di depannya.
"Zo-ro.. To-tolong.. Hiks" Sanji menangis sambil mencengkram baju bagian depan milik Zoro.
"Hey hey... Tenanglah, aku disini" Ujarnya sambil menangkup wajah kekasihnya itu. Namun Sanji tetap tak berhenti menangis.
Melihat gelagat sang kekasih, Zoropun akhirnya berinisiatif untuk mebawanya kedalam mobil.
Ia selembut mungkin membantu Sanji berdiri dengan mengalungkan lengannya kebahunya.
Namun baru bergerak sedikit, Sanji sudah melenguh kesakitan. "akhhh~sttth" Ujarnya pelan saat merasakan sakit di pergelangan kakinya.
Zoro melihat kebawah dan ternyata benar. Pergelangan kaki Sanji sudah membengkak dan membiru. Ia tak tau, apakah bagian itu patah atau hanya terkilir saja.
Karena kondisi Sanji yang tak bisa berjalan, akhirnya ia memutuskan untuk segera menggendongnya.
Tetapi baru dua langkah ia berjalan, sebuah teriakan kencang memasuki indra pendengarannya membuat kakinya berhenti bergerak.
"HEI JALANG SIALAN!! BERHENTI" ujar beberapa orang yang sedang berlari mendekati posisi mereka.
Tubuh Sanji semakin bergetar mendengar teriakan itu. Seperti di beri aba-aba, Zoro langsung berlari kearah mobilnya dan berusaha membuka pintu penumpang.
Setelah terbuka, ia langsung memasukkan tubuh Sanji dan menutupnya. Lalu segera berlari memutar untuk memasuki mobilnya.
Kunci mobil di putar dan persneling di masukkan, lalu dengan sesegera mungkin ia menginjak gas saat orang-orang itu sudah berada tepat di belakang mobilnya.
'Brengsek'
Dapat di lihatnya gerak bibir mereka dari kaca spion saat ia sudah melaju dan berlalu dari tempat itu.
"Hah~ " Ia menghembuskan nafas dalam saat mengetahui akhirnya mereka sudah terbebas dari orang-orang tak di kenal itu.
"Untunglah kita tepat waktu" Ujarnya seraya melirik kesamping tempat Sanji berada.
Tak ada jawaban.
"Ji~ " Panggilnya sambil menggengam tangan Sanji yang pria itu letakkan tepat dipahanya.
Tangan yang ia gengam begitu dingin dan masih bergetar. Ia meremas sedikit bagian tubuh tersebut untuk mendapatkan perhatian dari Sanji.
"Hei~" Ujar Zoro sambil mengelus punggung tangan kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Perfect
FanfictionSanji is a bitch. Dia adalah seorang yatim piatu yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih berumur 12 tahun. mempunyai seorang adik perempuan yang umurnya berbeda 10 tahun dengannya, membuatnya harus banting tulang untuk bertahan hidup. semu...