"Apa kakakmu tak khawatir kalau kau disini" Nami berujar sambil melihat Reiju yang sedang duduk di tempat tidurnya sambil menekuk lutut.
Ia sedang mengerjakan tugas sekolahnya saat Ibunya memanggilnya untuk keluar karena Temannya datang berkunjung.
Awalnya ia bingung, karena merasa ini sudah terlalu larut untuk temannya mengajak bermain, namun saat ia melihat siapa yang datang. Tubuhnya langsung berlari dan memeluk sosok yang berada di hadapannya.
"Aku benci" Suara lirik yang keluar dari mulut Reiju membuat Nami bingung.
"Pada siapa? "
"Semuanya... Hiks.. Hiks "
Mendengar sahabatnya itu menangis membuat hati Nami ikutan sedih dan memeluk sosok yang berada dihadapannya itu.
"A-aku benci kepada ka-kakak hiks"
Mendengar itu alis Nami bertaut.
"Apa karena yang di bilang Ichiji di sekolah? Kau tak perlu mendengarkan si anak nakal itu" Nami mencoba menghibur.
"A-aku mencoba bertanya kepada kakak tentang kebenarannya. Tapi bukannya membantah, kakak malah terlihat terkejut dan tak menjawabnya" Jujur hati Reiju masih sakit saat mengingat kejadian tadi pagi.
Nami sebagai sahabat yang baik tak menjawab. Ia tau bukan haknya untuk mengklarifikasi apapun yang terjadi dalam keluarga sahabatnya itu.
Reiju masih menangis sambil menenggelamkan kepalanya, kata-kata yang di sampaikan Ichiji waktu di sekolah benar-benar membuatnya Shock.
Pria itu berkata kalau kakanya adalah Lonte yang sering tidur dengan Om-om. Karena merasa marah dan tak terima, akhirnya ia menghajar Ichiji sampai babak belur dan berakhir dengan skors selama satu minggu.
Hal itulah yang menjadi alasan ia tak masuk sekolah hari ini. Tapi mendengar jawaban rancu dari sang kakak tentang kebenaran itu pagi ini. Membuatnya benar-benar tak ingin masuk sekolah lagi.
"Aku akan berhenti sekolah" Kalimat tiba-tiba yang keluar dari mulut Reiju membuat sahabatnya itu terkejut.
"Apa maksudmu? "
"Aku tak ingin menambah beban kakak. aku- aku akan bekerja sehingga kakak gak perlu melakukan hal itu lagi" Reiju berujar sambil menatap Nami dan menghapus sisa-sisa air matanya
"Kau yakin? Kurasa keadaanya gak sesimpel itu Rei" Nami mencoba memberi penjelasan kepada Sahabatnya.
"Lagian mana ada yang mau mempekerjakan kita. Kita masih di bawah umur. Kita bahkan baru masuk SMP. "
Logika Nami benar, tapi ia tak tau harus berbuat apa. Ia tak mau kakaknya melakukan hal hina seperti itu, tapi ia tak kuasa untuk mencegahnya.
"Ja-jadi aku harus apa? " Pertanyaan Reiju keluar seiring airmatanya yang mengalir kembali.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu cukup membuat Nami bingung. Mereka masih anak-anak yang baru beranjak puber. Hal-hal seperti ini sangat jauh dari seharusnya otak mereka berpikir.
"A-aku tak tau" Nami berkata seadaanya.
"Aku harap, aku cepat dewasa dan bisa membantu kakak" Kalimat di lontarkan Reiju yang berasal dari lubuk hatinya.
Nami hanya bungkam dan memeluk serta mengelus pundak Sahabatnya.
Mereka berpelukan sampai keduanya tertidur lelap disana.
------------
Apartemen Zoro"Anggghhh... Hhhh~ faster" Sanji mendesah, merasakan batang keras milik Zoro yang menghujam lubangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitch Perfect
Fiksi PenggemarSanji is a bitch. Dia adalah seorang yatim piatu yang ditinggalkan oleh orang tuanya saat masih berumur 12 tahun. mempunyai seorang adik perempuan yang umurnya berbeda 10 tahun dengannya, membuatnya harus banting tulang untuk bertahan hidup. semu...