Kalung Liontin Kunci

29 6 1
                                    

Jangan lupa follow aku dan lleaam

Siapa yang udah nunggu ✋

Vote dulu aja, barang kali lupa >>>

Komen dulu biar gue semangat >>>

Hai cewek-cewek Gilang, yuk bantu biar authornya semangat update Gilang dan antek-anteknya kwkwk

Happy reading gaiss

"Dia sederhana, cukup senyum aja udah buat gue bahagia."

•Arkatama Gilang Shankara•

"Tipe nya Gilang cewek muka polos dan gemes, kalian masuk kriteria kah? Kalau iya komen dong."—Sabayu Gema Samudra.

"Semua cewek itu cantik kalau dia bisa mencintai dirinya sendiri, mencoba berdamai dan bersyukur apa yang dia punya, cantik itu relatif kok, kalian cantik percaya deh, enggak percaya? Gilang percaya karena kalian itu keren, kalian cantik banget, Gilang mau ngucapin makasih sama Tuhan udah nyiptain manusia kaya kalian cantik banget ya Tuhan, jangan sedih ya cantik, semua udah ada porsinya masing-masing."—Arkatama Gilang Shankara.

•••

Terdiam sambil melihat keadaan yang semakin mencekam, Eca menghela nafasnya kasar, gara-gara kejadian tadi siang berakhir ia melamun di depan kanvas yang masih bersih, belum ia lukis sama sekali. Hari ini tidak ada jadwalnya untuk ekstra seni lukis hanya saja dirinya ingin menenangkan diri di sini.

"Huft, berat banget hari ini," gumam Eca.

Gadis itu mengikat sedikit rambutnya dan barulah ia memulai kegiatannya itu, fokus Eca sedikit terpecah, kepalanya begitu pening, hari ini terasa hari tersial dalam hidupnya. Nilam ah gadis itu yang sudah membuatnya seperti demikian.

"Bibir Eca masih perih lagi, pipinya juga lebam bisa-bisa nanti sampai rumah dihadang 1001 pertanyaan." Eca meringis saat tangannya meraba sudut bibirnya yang tadi berdarah.

Eca masih melanjutkan kegiatannya hingga petang, sengaja ia menunggu senja datang, sudah pasti ibunya mencari namun apa daya Eca masih ingin menghabiskan waktunya berkutat dengan kuas dan cat, berulang kali ia memoles hingga menjadi lukisan yang mempesona.

"Aduh si eneng, ruangannya mau bapak kunci ini, pulang ya, udah sore," ujar pak Jamal selaku tukang kebun di sini, jika kalian tau pak Jamal hanyalah penjual mie ayam legendaris di Baswara maka kalian salah, pak Jamal juga merangkap menjadi tukang kebun di sini.

Eca menoleh ke sumber suara, "Eh pak, iya ini udah selesai kok."

Dirinya membereskan semuanya, dan bergegas pergi dari ruangan seni, namun sepatunya seperti menginjak sesuatu tepat di depan pintu ruangan seni tersebut, lantas ia menunduk menatap apa yang tak sengaja ia injak itu, dan ya ada kalung berlinontin kunci, sangat indah pikirnya. Ia segera mengambilnya, kepalanya menoleh ke kiri dan kanan, namun nihil ia bahkan tidak menemukan siswa berkeliaran di sekitar sini, karena sudah sore ia pun menyimpan kalung tersebut di dalam tas nya berharap nanti ada yang mencari.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lose Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang