Turnamen (it's hurt)

19 5 2
                                    

Hi Nisa balik lagi

Jangan lupa follow aku dan lleaam

Vote dulu aja barang kali lupa

Komen yang banyak yuk, spam juga boleh biar aku semangattt

Lets go

Lets go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Bel pulang sudah terdengar dari lima menit yang lalu, namun Gilang dan keempat temannya masih berada di dalam kelas. Mereka tengah menyiapkan diri untuk latihan terakhir sore ini, mereka sendiri merasa harus menyiapkan tenaganya dengan penuh agar menghasilkan hasil yang memuaskan nanti. 

Gilang tersenyum melihat teman-temannya bersemangat kali ini, jujur di dalam lubuk hatinya ia senang karena hal-hal yang selama ini memenuhi pikirannya terlepaskan dengan baik. Ia takut jika tidak akan ikut turnamen yang ia tunggu-tunggu selama ini, ia takut jika pak Asep tak mengizinkannya. Namun, berkat keempat temannya ia berhasil mengikutinya, kali ini ia akan berusaha maksimal agar keempat temannya itu percaya jika dirinya baik-baik saja.

"Ayo Lang, kita hari ini latihan terakhir." Gema berjalan mendekati Gilang lalu tangannya merangkul pundak Gilang untuk berjalan bersamanya, diikuti dengan Dipta, Bagas dan Tama.

Mereka berjalan keluar dari kelasnya menuju lapangan basket dengan senyum di bibir masing-masing. Tak jarang banyak siswi-siswi yang menatap kelimanya berjalan, jangan lupa pesona Gilang dan keempat temannya, ditambah dengan perilaku mereka yang baik dan pintar. Bagaimana siswi-siswi tak terpesona?

Di pertengahan jalan, mata Gilang mendapati Nilam yang tengah berdiri di depan ruang lukis, ia mengernyitkan dahinya, "loh Nilam? Apa Eca sama Nilam udah baikan?" Ia juga teringat sudah beberapa hari ini tak bertemu dengan Eca. Apa ada perubahan selama dirinya tak bertemu Eca?

Gilang menghentikan langkahnya, membuat keempatnya ikut berhenti, "kenapa Lang?" tanya Bagas.

"Kalian ke lapangan dulu, gue ada urusan bentar."

Mereka berempat mengangguk, "ya udah, jangan lama-lama lo, inget latihan terakhir."

"Siap udah sana pergi."

"Dih ngusir lo?!" Sinis Dipta tidak terima.

Gilang hanya meringis, "nggak." Akhirnya keempat sahabatnya itu pergi ke lapangan.

Gilang berjalan cepat menuju Nilam,"Lam." Panggil Gilang. Entah, sejak kejadian di mana ia merasa dibohongi, dan sikap Nilam selama ini Gilang jadi mengerti seperti apa Nilam itu dan tentu saja membuat ketertarikannya pada Nilam mendadak memudar. Namun kali ini ia terpaksa harus berbicara kepada Nilam, ya bentuk rasa menghargai karena Gilang juga ditunjuk sebagai cadangan olimpiade sebelumnya.

Lose Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang