Ternyata? Eca?!

26 5 0
                                    

Hi Nisa balik lagi

Jangan lupa follow aku dan lleaam

Vote dulu aja takutnya lupa

Komen dulu aja takutnya lupa juga

Lets go!!!

"Yang berharga tak akan terganti."—Arkatama Gilang Shankara.

•••

Sang surya menyambutnya dengan penuh suka cita, gadis itu bahkan sepanjang koridor sekolah tersenyum bahagia, rasanya hari ini begitu menyenangkan baginya, dirinya bahkan tak sabar menemui seseorang yang telah ia tunggu kedatangannya.

"Gilang kok lama ya," gumamnya sesekali melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.

Di sisi lain Gilang masih menyantap sarapannya bersama keempat temanya di kantin, Gilang membawa bekal dari rumah yang sudah disiapkan oleh pembantunya, begitupun teman-teman laknatnya itu, mereka bahkan tidak malu membawa bekal dari rumah. Bahkan Gilang juga membawa susu coklat hangat di botol minions berwarna kuningnya.

"Lang, susu lo masih banyak? Gue minta dong," ucap Dipta dengan nada memelas.

"Masih kok nih habisin aja, gue udah, kasian tubuh lo kurus kurang vitamin, kurang nutrisi, karena enggak minum susu kaya gue," tanggap Gilang terkekeh menyodorkan botol minions nya kepada Dipta.

"HAHAHA ANJIR perut gue sakit, Gilang kalau ngomong sesuai fakta." Gema sudah tertawa terbahak-bahak.

"Lo enggak boleh body shamming Lang," kata Bagas yang sedang menyantap nasi uduk dan omelet.

Dipta hanya memberengut kesal memandang temannya yang pagi ini sangat menyebalkan, "Tam, lo jangan ikut-ikutan awas aja lo."

Tama hanya membalasnya dengan jempol, dan kemudian berkata,"kalau gue enggak lupa."

"Buahahaha, miris hidup lo," ledek Gema dengan tertawa terbahak-bahak.

"Sialan," umpat Dipta. Sementara Gilang hanya menggeleng.

"Lang, gimana progres soal kalung lo itu?" tanya Bagas menarik atensi mereka ke pembahasan yang lebih serius, mereka tau seberapa berharganya kalung milik Gilang itu.

"Masih sama, sejauh ini belum ada perkembangan," jawab Gilang lesu.

"Pasti ketemu, lo tenang aja." Tama memberi pengertian.

"Jangan lupa hari ini latihan terakhir, jadi harus semangat," ucap Dipta.

"Pasti, gue harap kita menang, karena ini termasuk turnamen bergengsi," imbuh Gilang sisi ambisius dalam dirinya sudah bergejolak.

"Bentar lagi bel, lebih baik kita masuk sekarang, yok ke kelas. " Bagas berujar, lantas mereka segera membereskan sarapannya dan beranjak ke kelas.

Mereka berlima bukanlah anggota geng yang penuh sensasi namun prestasi, bagi mereka masa-masa SMA bukan lagi untuk bersenang-senang dengan melakukan kenakalan remaja yang dampaknya merugikan diri sendiri bahkan orang lain, mereka berlima sangat ambisius dalam mencari nilai, meskipun tak dapat dipungkiri rasa malas pasti menghadang, namun mereka bisa mengatasinya. Lima anak manusia itu bahkan berlomba mendapatkan lima besar dalam kelas.

Nilam masih terduduk, menunggu kedatangan Gilang, namun karena bel sudah berbunyi ia memutuskan untuk ke kelas terlebih dahulu dan akan menemui Gilang nanti saat jam istirahat. Memasuki kelasnya dirinya disambut oleh Eca, yang bahkan akhir-akhir ini sangat membuatnya naik darah. Entahlah, padahal dulu mereka sahabat baik.

Lose Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang