Dicoret?

23 5 0
                                    

Halo everyone

Nisa kembali

Siapa yang udah nunggu nih cerita?

Sebelumnya jangan lupa follow aku dan temanku ya lleaam thank you-!

Vote dulu kali aja lupa

Komen yang banyak biar aku semangat

Lets go

"Gue nggak ada gunanya hidup di dunia ini."—Gilang

•••

"Anjir! Lo udah sembuh Lang?" Bukan Gema namanya jika tidak heboh, melihat Gilang yang sedang berjalan mendekat membuat Gema penasaran, diikuti pula dengan ketiga temannya.

"Harusnya lo bilang kita, jadi bisa kita jemput," ucap Bagas menghampiri Gilang.

"Gue bisa sendiri Gas, nggak usah dibantu."

Bagas memutar bola matanya malas, yang tidak ia sukai dari Gilang adalah karena Gilang selalu merasa jika semuanya bisa dilakukan sendiri.

"Nggak usah banyak ngomong."

Tama tersenyum menatap Gilang yang berjalan dengan Bagas di sampingnya, tak lupa juga dengan Dipta yang sudah berteriak girang melihat Gilang, "akhirnya lo berangkat."

"Naik apa lo kesini?" Tanya Tama.

"Mobil, sendiri."

Mereka hanya membulatkan mulutnya, lalu berjalan seperti seorang raja dan antek-anteknya.

Setelah beristirahat di rumah selama tiga hari, Gilang memutuskan untuk berangkat ke sekolah. Selain karena ia bosan di rumah, ia juga tidak ingin meninggalkan mata pelajaran di kelasnya. Terlalu sayang dengan materi.

Semua pasang mata pun menatap Gilang yang sudah beberapa hari tidak tampak itu. Apalagi, siswi-siswi yang tak mengedipkan matanya satu detik pun.

"Pasti sakit deh."

"Gilang kalau mau obat di gue ada."

"Kasian yah, tapi sakit pun masih ganteng."

"Dah lepasin, gue malu. Gue bisa jalan sendiri." Matanya menatap sekitar, memperhatikan semua pasang mata yang menatap dirinya dengan sendu.

Bagas berdecak, "iya deh, sana jalan sendiri."

Gilang tersenyum dengan memperlihatkan gigi-giginya, lalu berjalan pelan menuju kelasnya dengan diikuti oleh keempat temannya. Gilang merasa senang karena akhirnya bisa kembali ke sekolah, rumah baginya adalah neraka, maka sekolah untuknya adalah salah satu tempat yang nyaman.

Iya mendudukkan bokongnya di kursi, "kaya nggak berangkat satu bulan lo," ucap Gema ketika melihat Gilang menatap satu persatu yang berada di dalam kelas.

"Barangkali ada yang berubah anjir, gue juga kangen kelas kali."

Mereka berempat hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku seorang Gilang.

Bel berbunyi, pelajaran dimulai dengan antusias seisi kelas karena jam masih pagi dan semangat masih on point. Mereka mengikuti pelajaran dengan tenang hingga selesai. Tak ada satu pun yang merengek kesusahan, SMA Baswara memang memiliki kualitas siswa yang luar biasa.

"Gue mau ke pak Asep bentar yah, kalian ke kantin dulu," ucap Gilang kepada keempat temannya ketika bel istirahat baru berbunyi.

Dipta mengernyitkan dahinya seolah bertanya, namun setelahnya ia mengerti apa yang akan Gilang lakukan, "mau bicarain soal turnamen?" Gilang hanya mengangguk.

Lose Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang