Gilang dan lukanya

28 5 0
                                    

Hi jumpa lagi bersama Nisa ♡

Seperti biasa jangan lupa follow aku dan lleaam ya

Vote dulu yuk takutnya lupa

Boleh komen yang banyak biar aku semangat ...

Lets go

"Lo pikir gue banyak ketawa karena nggak terluka? Realitanya bahkan sebaliknya, apa arti keluarga bagi lo? Seberharga apa si mereka dalam hidup lo?"—Gilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo pikir gue banyak ketawa karena nggak terluka? Realitanya bahkan sebaliknya, apa arti keluarga bagi lo? Seberharga apa si mereka dalam hidup lo?"—Gilang.

•••

Wajahnya yang merah itu terus meringis kesakitan sembari memegang kakinya yang terkilir, ia terus berusaha untuk menahannya sekuat mungkin. Di atas kasur king sizenya itu, Gilang masih dalam posisi tubuh yang menyender pada bahu kasur.

Tok.. Tok..

"Den ini bibi."

"Masuk bi."

Bi Surti masuk dengan membawa satu nampan berisikan makanan dan minuman, "bibi bawain makanan di makan ya," ucap bi Surti meletakkan nampannya di atas nakas samping tempat tidur Gilang.

Bi Surti menatap Gilang sebelum keluar dari kamar Gilang, matanya menenilisik tangan Gilang yang tak lepas dari kaki, "den kenapa?" Tanyanya heran, bi Surti melihat Gilang menahan sakit.

Gilang menggeleng tersenyum, "nggak papa bi."

"Bibi bilang ke nyo—"

Belum selesai mengatakannya, suara bi Surti sudah dipotong oleh Gilang, "nggak usah. Gilang nggak papa."

Bi Surti mengangguk pelan, menarik napasnya dan membuangnya perlahan, menatap Gilang dengan raut wajah datar, bi Surti akan kalah ketika anak majikannya ini berada dalam mode keras kepala, "kalau ada apa-apa atau butuh sesuatu bilang ke bibi."

Gilang mengangguk, "makasih."

Karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk menginjakkan kaki di sekolah akhirnya Gilang memilih mengistirahatkan tubuhnya, Gilang tidak berangkat hari ini, kakinya begitu sakit jika digerakkan. Untung saja sahabatnya begitu baik dan pintar sehingga ia tidak perlu repot-repot ketika tertinggal pelajaran.

•••

Kantin Srikandi sekarang rasanya begitu sunyi bagi empat anak manusia yang kini menyantap nasi, biasanya Gilang ada di antara mereka, kini sepi. Begitu besar efek yang diberi. Eca menatap keempat lelaki itu dari seberang tempat duduknya, seperti ada yang kurang.

Lose Perfect (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang