Tak terasa sudah dua minggu Jenar bekerja dengan Oriana. Dia sudah tak lagi tinggal di kontrakannya, melainkan pindah ke rumah Oriana. Dengan senang hati Oriana menerima kehadiran Jenar di rumahnya. Selama dua minggu ini pula, Jenar mempelajari banyak hal baru.
Semua yang dijanjikan oleh Oriana benar-benar dipenuhi. Tiap dua hari sekali, seorang pelatih bela diri datang untuk melatih kemampuan bertarung Jenar. Dan tak lupa, dia juga diajarkan menyetir mobil oleh supir Oriana. Perjalanan pertama Jenar dengan naik pesawat adalah ke Bali bersama dengan Oriana. Mereka menghabiskan dua hari penuh untuk ikut rapat, lalu ditutup dengan sehari penuh di hotel. Oriana mempersilakan Jenar untuk belanja oleh-oleh pada hari itu.
Oriana hanya tersenyum senang mendengar betapa senangnya Jenar bisa ke Bali dan menaiki pesawat terbang. Ketika mereka pulang ke Jakarta, tak henti-hentinya Jenar berterima kasih kepada Oriana. Inilah yang membuat Oriana terharu, mewujudkan impian seseorang tanpa disengaja.
Pada hari ini, seperti biasanya, Oriana dan Jenar datang ke kantor untuk bekerja. Dan seperti biasa juga, Jenar akan menunggu di sebuah ruangan tersendiri di sebelah ruangan Oriana. Konon, tadinya ruangan untuk Jenar ini tidak ada, dan Oriana membuatnya khusus untuk Jenar. Tidak banyak yang dilakukan Jenar, selain memeriksa keamanan beberapa tempat milik Oriana dan memastikan Oriana bebas dari ancaman keselamatan. Ini semua sudah lebih dari cukup bagi Jenar. Dia selalu bermimpi untuk bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak, merasa tenang tiap hari karena tak perlu memikirkan akan makan apa esok hari atau dimanakah dia akan tidur minggu depan.
Lalu, seperti mendapatkan wangsit entah dari mana, ibu Jenar meneleponnya. Dikarenakan ponsel milik Jenar yang semakin hari kondisinya semakin mengenaskan, Jenar hanya bisa menangkap beberapa kata, seperti 'hutang', 'uang', 'kirim'. Jenar bahkan belum menerima gaji pertamanya, tapi ibunya sudah meminta uang.
Ketika Jenar sedang memeriksa laporan keamanan sebuah gudang, Oriana memanggilnya ke ruangannya melalui telepon. Segera saja Jenar berdiri dari kursi kerjanya dan mengetuk pintu ruang kerja Oriana. Ketika dia masuk ke dalam ruangan kerja Oriana, dia melihat ada dua orang lelaki bersama dengan Oriana. Mereka tampak berusia di akhir empat puluh dan awal lima puluhan. "Ah, Nar, sini sini. Pak William, Pak Anton, perkenalkan ini adalah Jenar, kepala keamanan saya. Jenar, perkenalkan, ini adalah Pak William, pemilik dari perusahaan ritel ponsel ABCD, dan ini adalah Pak Anton, CEO dari perusahaan ritel ponsel ABCD," Oriana memperkenalkan Jenar kepada kedua lelaki itu, yang ketika Jenar perhatikan, kedua lelaki itu pasti memiliki keturunan Asia Timur.
Jenar lalu tersenyum dan menjabat tangan kedua lelaki itu. Yang Jenar ketahui, perusahaan ABCD adalah sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang penjualan ponsel terbesar di Indonesia. Gerainya tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Jenar lalu duduk di sofa di sebelah Oriana. "Jadi, kedua Bapak-Bapak ini ingin bekerja sama dengan kita untuk pendistribusian semua ponsel ke seluruh gerai ABCD. Selain itu, Pak William juga tertarik dengan penyewaan gudang. Beliau ingin mengetahui keamanan gudang utama kita," Oriana menjelaskan kepada Jenar sambil tersenyum. Oriana, berhentilah tersenyum manis seperti itu, aku sulit untuk berkonsentrasi. Jenar tersenyum dan mengangguk. Sesungguhnya, dia masih sangat awam untuk mengetahui keamanan di gudang-gudang milik Oriana. Dia saja baru bergabung di perusahaan ini selama dua minggu. Tapi apa daya, Jenar harus membantu Oriana.
Entah dari mana keberanian yang ia dapat, Jenar mulai berbicara tentang keamanan di gudang utama milik Oriana. Dia menjelaskan bahwa di gudang itu sudah dilengkapi CCTV dan pengamanan 24 jam tiap hari. Dan setiap barang yang masuk dan keluar harus diperiksa dan semua terdata dalam sistem, yang bisa dipantau secara real-time bagi penyewa. Selama Jenar berbicara, Oriana terlihat tersenyum kepada Jenar dan matanya tak pernah lepas darinya.
Diskusi mereka berlangsung selama hampir setengah jam lamanya, dan ditutup oleh jabat tangan yang menyenangkan, yakni perusahaan ABCD mau bekerja sama dengan perusahaan Oriana. Segala hal legalitas akan segera diurus secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Soul Called Home
RomanceLGBTQ+ CONTENT! GXG! Hingar-bingar kehidupan di Jakarta tak seelok cerita orang. Ketimpangan sosial menjadi pemandangan sehari-hari. Tak henti tiap insan mencoba peruntungan demi sesuap nasi dan sesenti harga diri. Oriana, seorang wanita sukses dan...