04. Percobaan pertama.

290 35 7
                                    

Tepat jam 07.30 malam, Kael tiba dengan kantong plastik hitam dengan keadaan ngos-ngosan, sedangkan Naya hanya duduk santai menikmati angin malam yang sejuk

Rooftop tersebut cukup bagus, karena terdapat kursi panjang dan ayunan kain yang cukup panjang, benar-benar nyaman.

Setelah menormalkan nafas nya, Kael segera berjalan dan duduk di samping Naya.

"Mana?" tanya Naya, Kael memberikan plastik tersebut pada Naya.

"Lo serius?" tanya Kael menatap iba Naya.

"Lagian gue gak nunggu hamil kok, yaudah sih lenyapin aja." cibir Naya membuka 1 buah pil.

"Tapi, Nay..."

"Apaansih El?"

"Gue cuma mau ngeawasin kandungan gue doang." sebal Naya mengambil botol air minum nya.

"Gak usah gila, bayi yang lo kandung itu juga mahkluk hidup!" bentak Kael tiba-tiba sembari memukul gengaman tangan Naya
yang sedang memegang pil obat nya.

"Jangan panggil ini bayi! Ini bukan bayi, cuma segumpalan sel doang, sial." kesal Naya menatap pil obatnya menggelinding kebawah hingga mengenai genangan air.

"Jangan, Nay. Gue mohon..." pinta Kael benar-benar takut jika Naya membunuh bayinya sendiri.

"Lo gak ngerasain, El. Jangan ganggu gue! Ayah dari ini aja gak ada!" tangis Naya pecah.

"Udah cukup dosa lo karena bersetubuh di luar nikah, jangan di tambah dengan ngebunuh bayi gak bersalah ini!!" cegah Kael kala Naya mulai memukuli perutnya.

"Urus aja urusan lo sendiri! Ini urusan gue, El!!" jerit Naya benar-benar frustasi.

"Gue gak mau hamil! Gimanapun caranya bayi ini emang harus mati!" Naya berdiri sambil terus memukuli perut datarnya.

"UDAH STOP!" cegah Kael bangkit lalu langsung memeluk Naya, ia menyibak kedua lengan Naya menjauh dari perutnya sendiri.

"Tenang, Naya..." ujar Kael lembut di telinga Naya, ia mengusap rambut Naya pelan, memberikan kehangatan untuk Naya. Sebisa mungkin ia menenangkan perempuan itu.

"Oke gapapa, santai..." kata Kael lagi.

Kael perlahan menarik tubuh Naya ke depan, wanita itu terlelap di pelukan Kael dengan keadaan air mata yang berlinang.

Kael dengan senang hati mengantarkan Naya ke kostan nya, kunci nya terdiri dari 4 digit, cukup mudah karena ia menggunakan kartu kunci yang berada di dalam tas Naya.

"Lo harus istirahat, nanti pagi gue masakin soup." bisik Kael menidurkan perlahan tubuh Naya di kasur.

Ia memandang wajah Naya dengan hangat, perempuan di depannya ini benar-benar cantik.

"Selamat tidur, Nay. Buat Dede bayi, jangan dengerin apa kata mama kamu ya? Abang yang bakal jagain kamu." ujar Kael memperbaiki selimut Naya.

T.M.A

Mata Naya perlahan terbuka, ia malas untuk bangun kala mengingat bahwa hari ini ia hanya ada kelas sore.

Tok.. tok.. tok..

"Assalamu'alaikum, Nayaaa!"

Naya melenguh sebentar sebelum bangun dari tidurnya, ia sedikit terganggu dengan itu, lantas Naya segera berjalan menuju pintu dan membuka nya.

"Wa'alaikumsallam, apaan?" tanya Naya dengan muka bantal.

"Ini, buat lo." ucap laki-laki itu sambil menyerahkan nampan berisi soup, nasi, dan air mineral.

Arkanay : take me away!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang