13. Mug.

123 22 2
                                    

"Kenapa ma?" tanya Naya yang sedang di cek oleh dokter Vina. Dokter Vina menyuruh Naya untuk memanggil nya dengan sebutan Mama saja.

"Kayaknya kamu bakalan kekurangan ASI deh, Naya..." ucap dokter Vina setelah mengecek ulang.

"Kenapa gitu, ma?"

"Kamu masih muda, kurang air minum juga, sama kurang..." balas dokter Vina tak melanjutkan ucapannya, ia mendekat untuk berbisik di telinga Naya.

"E-eh?" kaget Naya, dokter Vina terkekeh.

"Emang couple yoga itu penting, Naya..." dokter Vina menggeleng.

"Ka-kalau di temenin mama Vina aja bisa nggak?" tanya Naya dengan muka memerah malu.

"Harusnya mama punya waktu, nanti kita jadwalkan ya?" Naya mengangguk setuju, ini benar-benar memalukan.

"Kamu mau tau enggak jenis kelaminnya?" Naya menggeleng untuk menolak.

"Ma, tadi Naya liat permen kapas di jalan, Naya mau, boleh?" dokter Vina tersenyum, ia mengelus pelan rambut Naya sambil berkata.

"Whatever you want, you can. Naya." balas dokter Vina terkekeh.

"Enggak boleh!" cegah Kael tiba-tiba masuk ke dalam ruangan pemeriksaan itu, bersama Ben dan Kevin di belakangnya.

"Loh, kalian di sini? Ngapain?" tanya dokter Vina sedikit terkejut saat para sepupu itu bertemu.

"Tan, keponakan Tante nih, masa kami di suruh ke sini cuma buat ngeliat Naya?" adu Ben dengan malas.

"Gila lo, El!" sebal Kevin ikut-ikutan.

"Ini namanya cousin boy's!" ujar Kael bergaya dengan sombong.

"Bacot!" Ben menjitak kepala Kael hingga laki-laki itu mengaduh.

"Buset bang, jitakan lo mengantarkan kepala gua ke surga ini mah!" sebal Kael memukul kasar pundak Ben.

"Brisik, Ceribel!" kesal Kevin menggenggam punggung leher Kael, Kevin tahu kelemahan Kael di mana.

"Tante!!!" teriak Kael lalu berbalik untuk mencubit rahang Kevin.

"Bangsa-"

"Shut!!!!" Kevin terdiam, ia lupa bahwa Naya tengah hamil sekarang.

"Naya, ayo jalan-jalan!" ajak Kael menarik Naya yang sedang berbaring di brankar.

"Arkael!! Tante bilang hati-hati bawa Naya nya! Awas kamu ya!!" teriak dokter Vina kesal, Kael memang sejak dulu adalah anak nakal, bahkan sampai sekarang.

Setibanya di tempat parkir, Kael memberikan krim anti nyamuk, minyak telon dan susu kotak pada Naya.

"Bocil banget gaya idup lo," Naya mencibir.

"Bocil teriak bocil." balas Kael kini mulai menaiki motor Scoopy hitam nya.

"Mau kemana?" tanya Naya dengan helm sempurna di kepalanya.

"Ke hati mu!"

"Basi El!" sentak Naya, Kael terkekeh.

"Gombalan gue emang basi dan cepet kadelewarsa, soalnya gak pake pengawet. Satu yang tahan lama." kata Kael sekarang menjalankan sepeda motornya.

"Apatuh?" tanya Naya penasaran.

"Cinta ku padamu!" tawa Kael pecah, ia tertawa sepanjang perjalanan.

"Wahyu."

"Apaantuh?" kini Kael yang bertanya.

"Wahahaha ai lov yu, El!" tawa Naya dan Kael pecah selama perjalanan, mereka hanya bisa tertawa dan saling adu gombal.

Arkanay : take me away!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang