05. Kael bocil.

217 31 2
                                    

Selang beberapa menit setelah Naya melahap semua makanan dan minuman berbahaya itu, mendadak mual kembali datang menyerangnya. Ini jauh lebih parah di banding sebelum nya.

"Keracunan ni cewek." gumam Kael pelan, ia hanya menatap iba Naya yang menangis karena terus-menerus ke WC hanya untuk memuntahkan makanan nya.

Pada akhirnya, Kael harus membawa Naya ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

T.M.A

"Tan, gimana?" tanya Kael yang sedang berbicara dengan dokter wanita yang baru saja memeriksa Naya tadi.

"El, itu siapa kamu sih? Cantik gitu, haha!" Dokter itu sedikit bergurau sebelum menjawab pertanyaan Kael.

"Pelanggan, El. Dia hamil di luar nikah." jelas Kael membuat dokter itu mengangguk, panggil saja dokter Vina.

"Kasihan, padahal ia cantik."

Kael dan dokter Vina secara bersamaan menoleh kearah ranjang Naya terbaring. Perutnya menonjol kecil ke atas, menggemaskan.

"Naya sebenarnya dari kemarin udah coba ngegugurin bayinya, Tan. Sampai tadi juga dia nyoba semua makanan yang bisa ngegugurin kandungan." ungkap Kael mengadu pada dokter Vina yang tak lain adalah kakak kandung dari almarhumah ibunya.

"Usia kandungan nya masih tiga bulan, masih bisa di aborsi kalau Naya mau." tawar Vina, Kael menatap Vina beberapa saat lalu mengangguk secara perlahan.

"El..." dokter Vina segera bangkit dan mendekat pada Naya kala perempuan itu tersadar dari pingsan nya, Kael mengikuti dari belakang.

"Gimana keadaan kamu?" tanya Dokter Vina mempersiapkan barang-barangnya untuk melihat keadaan Naya.

"Hmm, udah lebih baik dok, terimakasih." ujar Naya tersenyum pucat.

"Kita lihat bayi kamu dulu oke?" Naya mengangguk lemas.

Saat baju bawah Naya di singkap ke atas dan menampakkan perutnya, Kael segera membuang muka salah tingkah.

"Itu apa, dok? Kacang mede?" tanya Naya menunjuk monitor yang sedang merekam kondisi dalam rahim Naya.

Dokter Vina terkekeh, "itu janin kamu."

Kael segera membalikkan tubuhnya dan langsung menatap monitor itu, benar, janin itu berbentu kacang mede yang kecil.

Mata Naya berkaca-kaca setelah melihat janin yang menjadi buah hatinya terlihat di kaca monitor.

"Kita dengar detak jantung nya." dokter Vina memencet salah satu tombol di monitor itu hingga menghasilkan suara detak jantung cukup keras.

"Lo punya dua detak jantung, Nay." kata Kael memperhatikan baik-baik layar monitor itu, Naya menatap Kael Dangan mata berkaca-kaca.

"Dua jantung..." gumam Naya.

Gue gak boleh terkicuh, gimanapun caranya bayi ini harus lenyap! Batin Naya menahan tangisnya.

"Udah, tolong berhentikan, dok." pinta Naya, dokter Vina mengangguk, ia mengangkat alat rekam rahim itu dari atas perut Naya.

"Naya mau aborsi." Kael, dokter Vina terdiam, hanya ada suara mesin kesehatan. Mendadak menjadi sunyi.

Arkanay : take me away!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang