Chapter 2

406 42 2
                                    

Jangan lupa di vote ya guys

~~~ Happy Reading ~~~


Keluarga Dursley bahkan tidak ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Harry yang kedua belas. Tentu saja, harapannya tidak rnuluk-muluk, mereka belum pernah memberinya
hadiah yang layak, apalagi kue ulang tahun. Tapi kalau sama sekali melupakannya....

Saat itu Paman Vernon berdeham dengan lagak sok penting dan berkata, "Nah, seperti kita semua tahu, hari ihi hari yang sangat penting."

Harry mendongak, nyaris tak berani mempercayainya.

"Hari ini aku mungkin akan membuat transaksi terbesar dalam karierku," kata Paman Vernon.

Harry kembali memakan roti panggangnya. Tentu saja, pikirnya getir, yang sedang dibicarakan Paman Vernon adalah acara makan malam konyol itu. Sudah dua minggu ini tak
ada hal lain yang dibicarakannya. Ada pemborong kaya dan istrinya yang akan datang untuk makan malam dan Paman Vernon berharap mendapat pesanan besar darinya (perusahaan
Paman Vernon memproduksi bor).

"Kurasa kita harus mengulang susunan acara kita sekali lagi," kata Paman Vernon. "Kita semua harus siap di posisi masing-masing pukul delapan nanti. Petunia, kau di...?"

"Di kamar tamu," kata Bibi Petunia segera, "siap menyambut kedatangan mereka di rumah kita dengan anggun."

"Bagus, bagus. Dan Dudley?"

"Aku siap membuka pintu." Dudley memasang senyum tolol. "Boleh kusimpan mantel anda, Tuan dan Nyonya Mason?"

"Mereka akan menyukai Dudley!" seru Bibi Petunia terpesona.

"Hebat, Dudley," kata Paman Vernon.

Kemudian dia berpaling kepada Harry. "Dan kau?"

"Aku akan berada di kamarku, tidak membuat suara, dan pura-pura tidak ada di sana," kata Harry datar.

"Tepat," kata Paman Vernon menyebalkan. "Aku akan membawa mereka masuk, memperkenalkan kau, Petunia, dan menuang minuman untuk mereka. Pukul delapan
seperempat..."

"Akan kuumumkan makan malam telah siap," kata Bibi Petunia.

"Dan Dudley, kau akan bilang..."

"Boleh kuantar anda ke ruang makan, Nyonya Mason?" kata Dudley, menawarkan lengannya yang gemuk pada wanita yang tak kelihatan.

"Gentleman kecilku yang sempurna,"
kata Bibi Petunia terharu.

"Dan kau?" kata Paman Vernon kejam
kepada Harry.

"Aku akan berada di kamarku, tidak membuat suara, dan pura-pura tidak ada di sana," kata Harry bosan.

"Persis. Sekarang, kita harus berusaha memberikan beberapa pujian selama makan malam. Petunia, ada ide?"

"Vernon bercerita anda pemain golf yang hebat, Tuan Mason... Gaun Anda indah sekali, di mana anda membelinya, Nyonya Mason...?"

"Sempurna... Dudley?"

"Bagaimana kalau: 'Kami harus menulis karangan tentang pahlawan yang kami kagumi di sekolah, Tuan Mason, dan saya menulis tentang Anda.'"

Ini sudah kelewatan, baik bagi Bibi Petunia maupun Harry, walaupun dengan alasan berbeda. Bibi Petunia menangis saking terharunya dan memeluk anaknya, sedangkan Harry
membungkuk ke bawah meja, supaya mereka tidak melihatnya tertawa.

"Dan kau?" Harry berusaha membuat wajahnya serius ketika muncul dari bawah meja.

"Aku akan berada di kamarku, tidak membuat suara, dan pura-pura tidak ada di sana," katanya.

Hope For The Magic World (Season 2)Where stories live. Discover now