Chapter 3

339 36 0
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


Harry berhasil tidak menjerit, tetapi nyaris saja. Makhluk kecil di tempat tidur itu bertelinga lebar seperti kelelawar dan bermata hijau menonjol sebesar bola tenis. Harry
langsung tahu bahwa dialah yang pagi tadi mengawasinya dari pagar tanaman. Ketika mereka saling pandang, Harry mendengar suara Dudley dari ruang depan.

"Boleh kusimpan mantel Anda, Tuan dan Nyonya Mason?"

Makhluk itu meluncur turun dari tempat tidur dan membungkuk rendah sekali sehingga ujung hidungnya yang panjang dan kurus menyentuh karpet. Harry memperhatikan makhluk itu memakai sesuatu yang kelihatannya seperti sarung bantal usang, dengan robekan untuk lubang lengan dan kaki.

"Eh...halo," kata Harry gugup.

"Harry Potter!" kata makhluk itu, dengan suara melengking yang Harry yakin pasti terdengar sampai ke bawah tangga. "Sudah lama Dobby ingin bertemu Anda, Sir... Sungguh kehormatan besar..."

"Te-Terima kasih," kata Harry merayap sepanjang dinding dan terenyak di kursinya, di sebelah Hedwig, yang sedang tidur di dalam sangkarnya yang besar.

Dia ingin bertanya, "Kau ini apa?" tetapi rasanya tidak sopan, maka sebagai gantinya dia bertanya, "Kau siapa?"

"Dobby, Sir. Cukup Dobby saja. Dobby si peri-rumah," jawab makhluk itu.

"Oh...begitu?" kata Harry. "Eh... bukannya aku mengusir atau apa, tapi, ini bukan saat yang baik bagiku untuk menerima peri rumah di kamarku."

Tawa Bibi Petunia yang melengking dibuat-buat terdengar dari ruang tamu. Peri itu menunduk lesu.

"Bukannya aku tidak senang bertemu kau," kata Harry cepat-cepat, "tetapi, eh, apakah ada alasan khusus kenapa kau di sini?"

"Oh ya, Sir," kata Dobby bersemangat. "Dobby datang untuk memberitahu Anda, Sir... susah, Sir... enaknya Dobby mulai dari mana, ya..."

"Silakan duduk," kata Harry sopan, menunjuk tempat tidurnya.

Betapa kagetnya dia, air mata si peri langsung bercucuran. Dia tersedu-sedu.

"S-Silakan duduk!" dia meraung. "Belum pernah... sekali pun belum pernah..."

Harry mendengar suara-suara di bawah terhenti.

"Maaf," dia berbisik. "Aku tak bermaksud menghinamu."

"Menghina Dobby!" si peri tersedak. "Belum pernah Dobby dipersilakan duduk oleh seorang penyihir,.seakan kita sederajat..."

Harry, berusaha berkata "Shh!" dan sekaligus kelihatan lega, mengantar Dobby kembali ke tempat tidurnya. Dobby duduk di situ, cegukan, tampak seperti boneka besar yang jelek sekali.

Akhirnya dia berhasil menguasai diri. Mata besarnya yang masih berair menatap Harry penuh pemujaan.

"Pasti kau belum banyak bertemu penyihir yang sopan," kata Harry, berusaha menghiburnya.

Dobby menggeleng. Kemudian, mendadak saja, dia melompat dan mulai membentur-benturkan kepalanya keras-keras ke jendela, seraya berteriak-teriak, "Dobby
jelek! Dobby jelek!"

"Jangan, kau kenapa?" desis Harry, melompat bangun dan menarik Dobby kembali ke tempat tidur.

Hedwig terbangun sambil memekik luar biasa keras dan mengepak-ngepakkan sayapnya dengan liar ke jeruji sangkarnya.

"Dobby harus menghukum diri sendiri, Sir," kata si peri yang matanya jadi agak juling. "Dobby hampir saja menjelek-jelekkan keluarga Dobby, Sir...."

"Keluargamu?"

Hope For The Magic World (Season 2)Where stories live. Discover now