~~~ Happy Reading ~~~
"Oh, kalian sudah datang, bagus," kata Nyonya Weasley.Dia bicara seakan kehabisan
napas dan tak henti-hentinya merapikan rambutnya. "Sebentar lagi kita bisa bertemu dia...."Gilderoy Lockhart akhirnya tampak, duduk di belakang meja dikelilingi foto-foto besar wajahnya sendiri, semua mengedipkan mata dan memamerkan gigi yang putih berkilau kepada para pengunjung. Lockhart yang sesungguhnya memakai jubah biru bunga
forget-me-not yang persis warna matanya, topi sihirnya yang berbentuk kerucut terpasang
gaya di atas rambutnya yang berombak.Seorang laki-laki pendek bertampang menyebalkan melesat ke sana kemari, memotret dengan kamera besar hitam yang setiap kali mengeluarkan asap ungu bersamaan dengan
menyalanya lampu blitz yang menyilaukan."Minggir kau," dia menggertak Ron, sambil mundur agar bisa mengambil gambar dengan lebih baik. "Ini untuk Daily Prophet."
"Uh, dasar sok," gerutu Ron, menggosok kakinya yang tadi diinjak si fotografer.
Gilderoy Lockhart mendengarnya. Dia mendongak. Dia melihat Ron dan kemudian dia melihat Harry. Dia terbelalak. Kemudian dia melompat bangun dan berteriak keras, "Tak
mungkin itu Harry Potter?"Kerumunan orang menyibak, berbisik-bisik seru. Lockhart bergegas maju, meraih lengan Harry dan menariknya ke depan. Orang-orang bertepuk tangan. Wajah Harry serasa terbakar ketika Lockhart menjabat tangannya, berpose untuk si fotografer, yang memotret gila-gilaan, menyebar asap tebal di atas keluarga Weasley.
"Senyum yang lebar, Harry," kata Lockhart sambil memamerkan giginya yang berkilau. "Berdua, kau dan aku layak menghiasi halaman depan."
Ketika dia akhirnya melepas tangan Harry, jari-jari Harry nyaris kebas. Dia mencoba menyelinap kembali kepada keluarga Weasley, tetapi Lockhart melingkarkan lengannya ke bahu Harry dan menariknya rapat-rapat ke sisinya.
"Ibu-ibu dan Bapak-bapak," katanya keras, melambaikan tangan agar pengunjung diam. "Sungguh saat yang luar biasa. Saat yang paling tepat bagiku untuk mengumumkan
sesuatu yang sudah kusimpan selama beberapa waktu ini!"Ketika Harry masuk ke Flourish and Blotts hari ini, dia hanya ingin membeli autobiografi saya, yang dengan senang hati akan saya hadiahkan kepadanya sekarang, gratis..." orang-orang bertepuk tangan lagi, "...dia sama sekali tak tahu."
Lockhart melanjutkan, mengguncang tubuh Harry, membuat kacamatanya melorot ke ujung hidungnya, "bahwa dalam waktu dekat dia sendiri akan mendapatkan jauh lebih banyak daripada buku saya, Aku yang Ajaib. Dia dan teman-teman sekolahnya, sebenarnya, akan mendapat aku yang ajaib yang sesungguhnya. Ya, Ibu-ibu dan Bapak-bapak, dengan senang dan bangga saya umumkan bahwa bulan September ini saya akan mengisi jabatan guru Pertahanan terhadap
Ilmu Hitam di Sekolah Sihir Hogwarts!"Orang-orang bersorak dan bertepuk tangan dan Harry tahu-tahu dihadiahi seluruh karya Gilderoy Lockhart. Sedikit terhuyung karena keberatan, dia berhasil menyingkir dari pusat perhatian ke tepi ruangan, tempat Ginny berdiri di sebelah kuali barunya.
"Ini untukmu," Harry bergumam kepadanya, menuang buku-bukunya ke dalam kuali Ginny. "Aku akan beli sendiri..."
"Taruhan kau pasti senang, ya, Potter?" kata suara yang langsung dikenali Harry.
Dia menegakkan tubuhnya dan berhadapan dengan Draco Malfoy, yang seperti biasa mencibir.
"Harry Potter yang terkenal," kata Malfoy. "Bahkan, tak bisa masuk toko buku tanpa muncul di halaman pertama koran."
"Jangan ganggu dia, dia tidak menginginkan semua itu!" kata Ginny.
Ini pertama kalinya dia bicara di depan Harry. Dia membelalak kepada Malfoy.