Chapter 18

162 20 0
                                    

~~~ Happy Reading ~~~

Seorang anak laki-laki Hufflepuff berambut keriting bergabung dengan Harry, (Name), Ron, dan Hermione. Harry tahu anak itu, tapi belum pernah bicara dengannya.

"Justin Finch-Fletchley," katanya ramah, menjabat tangan Harry. "Aku tahu siapa kau, tentu saja. Harry Potter yang terkenal, sementara kau adalah (Name) Dumbledore, cucu dari kepala sekolah Hogwarts yang hebat dan kau Hermione Granger selalu nomor satu dalam segala hal." (Hermione berseri-seri sementara tangannya juga dijabat), "dan Ron Weasley Bukankah mobil terbang itu milikmu?"

Ron tidak tersenyum. Pikirannya masih dipenuhi Howler.

"Si Lockhart itu hebat, ya?" kata Justin riang, saat mereka mulai mengisi pot mereka dengan kompos kotoran naga. "Bukan main pemberaninya. Kalian sudah baca buku-bukunya? Aku pasti mati ketakutan kalau disudutkan di boks telepon oleh manusia serigala, tapi dia tetap tenang dan—zap—sungguh luar biasa.

"Namaku sudah terdaftar di Eton sebetulnya. Tak bisa kuceritakan betapa senangnya aku bisa masuk ke sini. Tentu saja ibuku agak kecewa, tetapi setelah aku menyuruhnya
membaca buku-buku Lockhart, kurasa dia mulai bisa melihat betapa bergunanya punya penyihir terlatih dalam keluarga..."

Sesudah itu mereka tak punya banyak kesempatan untuk bicara. Tutup telinga sudah dipakai lagi dan mereka perlu berkonsentrasi pada Mandrake. Waktu Profesor Sprout yang melakukannya, kelihatannya gampang sekali, tetapi kenyataannya tidak. Mandrake-mandrake itu tidak suka dikeluarkan dari tanah, tetapi rupanya dikembalikan juga tidak suka. Mereka menggeliat, menendang, memukul-mukul dengan tinju mereka yang tajam dan mengertak-ngertakkan gigi. (Name) dengan cepat memasukkan kembali Mandrake itu kembali ke potnya, sementara Harry menghabiskan sepuluh menit sendiri untuk memasukkan kembali satu Mandrake gemuk ke dalam pot.

Pada akhir pelajaran, Harry juga (Name), seperti juga yang lain, berkeringat, badannya sakit semua, dan berlumur tanah. Mereka berjalan lesu kembali ke kastil untuk mandi. Setelah itu anak-anak Gryffindor bergegas untuk pelajaran Transfigurasi. Pelajaran Profesor McGonagall selalu susah, tetapi hari ini istimewa susahnya. Segala sesuatu yang telah dipelajari Harry selama satu tahun kelihatannya sudah merembes keluar dari kepalanya selama musim panas.

Dia disuruh mengubah kumbang menjadi kancing, tapi yang berhasil dilakukannya hanyalah membuat si kumbang banyak berolahraga, karena si kumbang berlarian di atas meja menghindari tongkatnya. Ron menghadapi masalah yang lebih parah. Dia sudah menambal tongkatnya dengan Spellotape, selotip sihir, tapi rupanya tongkatnya sudah kelewat rusak dan tak bisa diperbaiki.

Tongkat itu berkali-kali berderik dan mengeluarkan bunga api pada saat-saat yang tak terduga, dan setiap kali Ron mencoba men-transfigurasi kumbangnya, tongkat itu menyelubungi-nya dengan asap tebal abu-abu yang baunya seperti telur busuk. Karena tak bisa melihat apa yang dilakukannya, tanpa disengaja kumbangnya terpencet sikunya sampai mati dan dia terpaksa minta kumbang baru. Profesor McGonagall tidak senang melihatnya.

Harry lega mendengar bunyi bel makan siang. Otak-nya terasa bagai spons yang diperas. Semua orang meninggalkan ruang kelas, kecuali dia dan Ron, yang menyabet-nyabetkan tongkatnya dengan sebal ke meja.

"Tolol... tak berguna..."

"Tulis surat ke rumah minta ganti,"

Harry menyarankan ketika tongkat itu mengeluarkan sederet letusan keras seperti petasan.

"Oh, yeah, biar dapat Howler lagi," kata Ron, menjejalkan tongkatnya yang sekarang berdesis ke dalam tasnya.

"Salahmu sendiri tongkatmu patah..."

Mereka turun untuk makan siang. Suasana hati Ron tidak menjadi lebih baik melihat Hermione memamerkan kepada mereka segenggam kancing jaket sempurna yang dihasilkannya dalam pelajaran Transfigurasi. (Name) sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Hope For The Magic World (Season 2)Where stories live. Discover now