🗣️ D u a p u l u h d u a

16.5K 1.1K 38
                                    


Malam tiba, aku yang dari tadi hanya berada di kamar akhirnya turun ke lantai bawah. Saat aku melewati ruang keluarga, Ayah dan kedua Abangku sedang asyik menonton film bersama. Film bergenre action.

"Key sini," Ayah menggeser tubuhnya memberikan ruang untukku, "nonton bareng sini. Udah lama kan enggak nonton sekeluarga."

Aku menggeleng cepat lantas melanjutkan langkahku.

Tadi aja aku nonton film sama Pak Prima, filmnya enggak aku tonton. Apalagi nonton film sama mareka, auto ketiduran kayanya sih.

Beberapa saat kemudian, dengan tangan yang membawa tiga bungkus makanan ringan aku kembali ke kamar. Mataku terpaku menatap layar laptopku yang masih menyala. Tugasku masih belum selesai, padahal deadline-nya besok. Enggak tahu kenapa rasanya mager banget buat ngerjain, tapi ya mau bagaimana mana lagi, malam ini harus selesai.

Aku menarik napas sebelum akhirnya menyentuh laptopku. Menit-menit selanjutnya aku terhanyut ke dalam isi jurnal-jurnal yang aku baca. Jurnal yang menjadi referensi tugas paperku.

Sedang asyik-asyiknya mengerjakan tugas, tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Terdengar sangat keras,  enggak santai banget ngetuk pintunya, bikin orang kaget aja. Aku berdecak sebal sebelum akhirnya membuka pintu itu.

Wajah Bang Putra terlihat di depan pintu. Wajahnya panik dan terlihat kebingungan. "Ayah kenapa di kamar?" tanyanya cepat.

Aku mengerutkan kening. Aku enggak tahu, kan tadi terakhir lagi nonton film sama dia di ruangan keluarga. Aku aja enggak tahu kalau Ayah sudah masuk ke kamarnya.

"Mana aku tahu, aku dari tadi di kamar aja."

"Sekitar satu jam lalu, pada masuk ke kamar masing-masing. Terus tadi Abang masuk ke kamar Ayah, tubuh Ayah udah dingin. Dipanggil-panggil juga enggak nyahut," ucapnya lagi dengan suara gemetar.

Tidurnya pulas kali. Biarin aja.

"Santai, Bang. Kecapean dia."

"Tapi enggak ada napasnya, Dek."

Hah?

Tubuhku mendadak menegang. Ikut panik juga. Kok bisa sampai enggak ada napasnya. "Panggil dokter cepat!" teriakku kemudian berlari menuju kamar Ayah.

Aku sempat berpapasan dengan Bang Yogi, Abang pertamaku. "Dokter dalam perjalanan ke sini," ucapnya.

Aku diam saja dan kembali berlari masuk ke kamar Ayah. Aku memeluk tubuh itu dan saat kulit kami bersentuhan aku merasakan dingin. Saat aku panggil namanya, dia hanya diam dengan mata yang tertutup. Saat aku dekatkan tanganku ke hidungnya, tidak ada deru napas dari sana.

Seketika tubuhku melemas.

Semakin lemas lagi saat dokter mengatakan bahwa Ayah sudah meninggal dunia diduga karena serangan jantung.

Kenapa sih hidupku seperti rollercoaster banget. Perasaanku dibuat naik turun dengan tempo waktu yang cepat. Semuanya serba mendadak. Aku belum siap menerima kenyataan pahit ini.

"Ayah," aku memeluknya lebih erat, "maafin aku!" teriakku kencang.

°•°

Aku enggak mau ngomong sama siapapun, kecuali Pak Prima. Di saat sedang berduka seperti ini yang paling aku butuhkan adalah orang yang benar-benar aku cintai. Bagiku, hanya dia yang paham tentang apa yang aku rasakan.

"Mau makan?" tanya Pak Prima sambil mengusap-usap lenganku.

Dari semalam sampai saat prosesi pemakaman Ayah selesai, aku belum makan. Sudah semua anggota keluarga menyuruhku untuk makan, tetapi aku menolaknya. Bahkan Tante Dilla pun ingin menyuapiku, tetapi lagi-lagi aku tolak.

"Makan ya? Saya ambilkan," ucap Pak Prima yang aku respons dengan anggukan kecil.

"Jangan lama-lama, Pak. Jangan tinggalin aku."

"Sebentar ya. Enggak akan lama," ucapnya lantas berlalu dari hadapanku. Tidak lama kemudian, pria itu datang kembali dengan piring di tangannya.

Dia duduk di sebelahku kemudian tangannya bergerak untuk menyuapkan makanan ke mulutku. Aku terdiam sambil mengunyahnya dan setelah makanan dimulutku habis barulah aku buka suara.

"Aku belum jadi anak yang baik, Pak. Beberapa hari ini aja aku jutekin Ayah," mataku kembali berkaca-kaca mengingat kejadian semalam, "semalam Ayah ngajak aku nonton bareng, aku enggak mau," tangisku pecah.

Pak Prima dengan sigap mengelap air mataku.

"Aku enggak tahu kalau ternyata itu jadi momen terakhir. Kalau aja aku tahu, pasti aku menuruti keinginannya. Aku bakal bersikap lebih baik."

Pak Prima tidak mengeluarkan suara apa-apa, tapi tadi bahasa tubuhnya dia mendengarkanku.

"Dari kejadian ini aku belajar buat lebih menghargai waktu kebersamaan khususnya bersama orang yang aku sayang. Karena ya ini, kita enggak tahu umur," air mataku kembali terjatuh, "aku enggak tahu kalau ternyata Ayah bakal meninggalkan aku secepat ini."

"Iya, iya," ucap Pak Prima sambil menarikku ke dalam pelukannya. Pelukan yang aku butuhkan. Pelukan hangat yang mampu membuat aku tenang.

Rasanya di dunia ini yang benar-benar aku sayang adalah Bunda, Ayah, dan juga Pak Prima. Aku juga menyayangi kedua Abangku, tetapi rasa sayangku kepada Pak Prima jauh lebih besar karena hanya dia yang paling mengerti keadaanku.

"Aku enggak tahu, bagaimana kelanjutan kisah kita, tapi," aku melepas pelukan kami lantas menatapnya lekat, "tapi jangan tinggalin aku ya, Pak."

Pak Prima mengangguk lantas dia tersenyum kecil. "Iya, enggak akan," jawabnya lantang.

Entah ucapan itu dapat dipercaya atau tidak.

Namun, setidaknya ucapannya dapat menjadi penenang untuk kalutnya jiwaku.

Cerita ini Sudah Tersedia Full E-book di Karyakarsa

Pembelian dapat juga melalui whatsapp

Terdiri dari:

- Full E-book (Lengkap)

Total 71 Part ; 329 Halaman

Hanya dengan Rp56.000 kalian bisa akses full e-booknya

Cara Pembelian:

1. Masuk ke aplikasi Karyakarsa bisa melalui web atau aplikasi.

2. Cari nama kreator (TheDarkNight_) dan cari judul karya (Full _ Ebook _ My Lecture My Housemate _ TheDarkNight_)

3. Setelah ketemu, scroll ke bawah sampai menemukan harga jual karya tersebut. Harganya Rp56.000.

4. Ubah harga jika kamu ingin memberi apresiasi lebih.

Pilih metode pembayaran: GoPay, OVO, Shopeepay, Indomart, Alfamart, atau transfer bank.

5. Ikuti petunjuk pembayaran (lihat bagian-bagian yang menerangkan pembayaran dengan Gopay, OVO, Virtual Account BNI, dan Pembayaran QR).

6. Kembali ke laman KaryaKarsa dan ke karya tadi. Pastikan kamu sudah login, ya. Kalau transaksi sudah berhasil, Karya yang sebelumnya bertuliskan "terkunci" akan ganti jadi "terbuka"

Pembelian juga dapat melalui WA (085810258853)

Jika ada pertanyaan boleh chat admin aku 085810258853

My Lecture, My HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang