Kata orang, hal terberat dalam hidup adalah ketika kehilangan seseorang yang sangat dekat. Mungkin, orang itu adalah penyemangat, dan orang yang selalu ada dalam keadaan apapun.
Bahkan, jika planaria membutuhkan beribu-ribu tahun untuk tumbuh utuh, tetap saja bagiku dia akan menunggu.
Saat ini matahai mulai berwarna jingga, bahasa kerennya sandyakala. Ketika sandyakala mulai datang, rasanya waktu cepat berlalu, setiap detikan jam tidak terasa, apa mungkin waktu sudah tidak berguna?
“Kenapa harus ada dendrit dalam bagian sel saraf?”
Dulu, aku selalu heran. Kenapa tidak langsung dari badan sel saja? Kenapa harus dendrit?
Kalo jawaban pak Hendra, “Setiap kita melakukan apapun, kita akan menerima arahan dulu, setelah itu baru meneruskan untuk mengerjakan.”
Paham gak? Kalo engga, coba baca lagi.
“Kenapa garis X dan Y tidak dibuat bersebelahan? Dan kenapa harus angka 0 yang menjadi patokan?”
Untuk pertanyaan di atas, jawabannya kutemukan sendiri.
Benar atau tidak, dalam hidupku hanya satu orang yang selalu kujadikan tumpuan dahulu. Dia hebat, dia luka tapi bertingkah seakan itu hal yang biasa, dan dia tahu cara bahagia saat tak rela.
Tapi, ujung-ujungnya Tuhan sangat menyayangkan bidadari hidup sulit di bumi. Maka dari itu ia pergi meninggalkan lara,
dan saat ini, aku yang harus bahagia saat tak rela.
****
“Ini ngapain sih, nunggu lama banget.”
Argo ngambek.Argo ngambek, bukannya tadi dia yang aja adeknya jalan-jalan?
“Dari pada muter-muter doang kagak jelas, mending duduk di sini aja.” decak Geeta.
Hampir setiap sekon kakaknya mengatakan kalimat yang sama.
Siapa yang tidak kesal coba?
“Geet, kita di sini duduk udah 2 jam. Kek orang blo'on.” kata Argo dengan nada dramatis. “Baru 30 menit, yaudah ayok pulang.” setelah mendengar ucapan Geeta, tentu saja Argo yang cepat bosan itu berdiri menuju tempat parkiran.
“Gak sabaran banget lo jadi orang.” tentunya, dengan Geeta yang berjalan di belakangnya sambil ber-misuh-misuh.
Saat sampai di tempat parkirannya tadi, “Kunci ada di mana?” tanya Argo.
“Kamu nenyeak?” jawab Geeta dengan wajah mengejek.
Geeta memutar bola mata, tersirat ada senyum bangga yang terpampang diwajahnya, “Kuncinya ada dijaket lo, dan jaketnya ketinggalan dibangku.”
Setelah mendengar penjelasan Geeta, mulai lagi hati Argo misuh-misuh tidak jelas.
Tadi Geeta yang misuh, sekarang abangnya.
“Gue atau kakak yang ambil?”
“Kamu nanyeak? Kamu bertanyeak-tanyeak?” jawab Argo dengan mata melotot.
Setelah berhasil membalik keadaan, Argo melenggang pergi dengan senyum bangga.
“Prik banget jadi orang.” kata pak satpam di sana. Tak heran, sedari kakak-beradik ini nongol, pak satpam itupun setia mengamati mereka.
Di sisi lain, Geeta duduk di jok motor, membuka aplikasi chatting-nya dengan seseorang yang ia temui di taman ini.
Menunggu 30 menit, dengan tas berisi headphone. “Dia sengaja gak ya? Gue gak suka diboongin.”
“Gue gak suka diboongin.”
Yap, bohong adalah kata yang paling tidak disuka oleh Geeta. Di tidak suka seorang pembohong.“Mungkin dia punya kesibukan lain, jangan nandain orang hanya karna sekali ia perbuat.”
Kata Argo saat menunggu tadi, terlintas diotak Geeta.
Senyumnya kini kenggantikan wajah cemberutnya, “Iya juga ya. Besok pasti bisa ketemu.”
Tak lama setelah Geeta senyum-senyum sendiri, Argo datang dengan wajah sinis.
“Senyum-senyum sendiri. Lo kesurupan ?” tanya Argo dengan menoyor kepala adiknya.
“Kamu nanyeak?”
“Kata pak Hendra, orang macam lo gini telah mengalami gangguan saraf.”
__Sebangku__
@rnndt_sfyn
KAMU SEDANG MEMBACA
"SEBANGKU" END✓
Teen Fictionby: @rnndt_sfyn (END) (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (BELUM DIREVISI) Spora yang awalnya dari zigot, tau-taunya jadi protonema juga. Walau kadang, pontang-panting kebawa arus hidrolik. Arkego Dasaptara, anak basket tapi bukan kapten tim basket. Ini cuma c...