“Siang ini dingin ya.”
Dora hanya mengangguk biasa ketika mendengar suara Argo di sampingnya.
30 menit lagi bell pulang akan menggema diseluruh Cakranda, Argo dan Dora saat ini tengah berada di teras depan kelas menikmati hujan dan angin yang berseteru.
“Huh...”
“Kenapa? Kedinginan?” tanya Argo saat mendengar helaan nafas Dora.
Dora hanya menggeleng sambil menyatukan tangan lalu menggosoknya.
Maklum, bulan ini musim hujan.
Ditambah angin dingin yang berhembusan.Jiakhhh.... Argo tambah kesemsem nieehh.
“Seharusnya gue yang nanya, kenapa lo berani suka gue?” tanya Dora.
Argo mengerutkan dahi, heran.
“Emangnya gak boleh?”“Harusnya lo sadar. Gue itu cerdas, gue itu bisa main musik, gue tinggi, gue bisa masak, gue bisa naik motor, gue bisa ngehalu, gue bisa bicara, gue bisa main basket, gue bisa masak,” jelas Dora menyebutkan krlebihannya satu persatu.
“Terus?”
“Gue bisa ngelakuin apapun sendiri.” lanjut Dora.
“Bagus dong?” tanya Argo sekali lagi dengan menatap mata Dora.
“Gue gak cantik, gak cocok sama lo.”
“Emang gue ganteng?” tanya Argo.
“Terserah orang lain mau liat lo gimana, yang jelas lo itu cantik di mata gue.” lanjutnya.
Dora yang mendengar sedari tadi hanya tersenyum hambar, “Lo suka Dora atau Anteridya?”
“Gue suka Anteridya.” jawab Argo.
“Kenapa?”
“Karna Anteridya itu anteridium, dan anteridium pasangannya arkegonium.” jelas Argo.
Dora mengerutkan dahi heran,
“Kenapa gak suka Dora?”“Karna Dora berpasangan sama monyet, dan gue gak mau jadi monyet.”
“Monyet kok gak ngaku?” tanya Dora dengan alis dinaik-turunkan untuk menggoda Argo.
Argo menaikkan sudut salah satu bibirnya, “Gue pinter, gue mandiri, gue bisa main basket, gue punya skill masak, gue bisa kerja, gue bisa ngurus Geeta,” jelas Argo dengan menggantung.
“Lo bisa apalagi?”
“Gue bisa suka sama Anteridya Dektora, tanpa dia tau selama 2 tahun.”
Sesaat Dora ingin bertanya, suara bell pulang sudah menggema.
Tingg.....Ttingg....Ttinggg...
Tepat berakhirnya dentingan bell, hujan mulai reda. Dari bawah, udah banyak siswa yang berbondong-bondong lari kearah pagar.
Tidak memperdulikan kaos kaki yang basah karna terkena cipratan air hujan yang tergenang.
Argo bangkit, mereka harus pulang juga, iya kan?
Kaki jenjang Argo berdiri, lalu sedikit membungkukkan punggung.
Satu uluran tangan Argo tepat berada didepan Dora.
Niatnya ingin Dora menggapai tangannya untuk digenggam.
Membungkuk seperti ini, kayaknya punggung Argo pelan-pelan terkikis.
Dora tidak menggubris dan hanya menatap uluran tangan di depannya.
Merasa tidak ada pergerakan dari Dora, Argo sekali lagi berkata, “Sekali aja, izinin gue berusaha.”
****
“Argo, lo hati-hati.” kata Dora sebelum masuk pagar rumahnya.
Dan gue? Setelah nganter Dora lanhsung ke minimarket, gak pulang soalnya di rumah gak ada siapa-siapa, Geeta belum pulang karna lanjut les.
Sekarang gue di sini, masih pake celana abu-abu, cuma bajunya udah gue lepas, jadi sekarang make baju kaos.
“Hellow Apta ganteng, sekolah lo gimana dek?” tanya kak Tara.
Kak Tara adalah orang yang bantu gue buat nyari kerja setelah om dan tamte udah gak kirim uang lagi.
Dan kak Tara selalu manggil gue degan sebutan Apta.
Untunglah dimuka bumi ini masih ada orang baik.
“Yagitu kak, kek sebelumnya.”
Kak Tara cuman ngangguk-ngangguk sambil beresin snack dirak-rak.
Sesaat kemudian dia belik natap gue yang duduk didepan komputer, “Dek, lo tolong susun ini bentar. Gue mau krbelakang bentar.” katanya dengan jari berbentu V.
Yaudah, gue beresin aja snacknya.
Kerja tuh emang gini, kalo masih sehat ya kerja.
Kadang, suka iri sama orang. “Hidup mereka enak.”
Tapi, kalo dipikir-pikir, mereka pasti nyesel gak jadi gue.
Nyesel, karna mereka gak bisa ketemu sama orang bernama Anteridya Dektora.
Rasa suka gue ke Dora itu, sama besarnya disaat gue suka sama bola.
***
“Makasih ya, suatu saat kalo kita ketemu lagi, berarti itu udah takdir.”
“Semoga takdir baik.”
@rnndt_sfyn
KAMU SEDANG MEMBACA
"SEBANGKU" END✓
Teen Fictionby: @rnndt_sfyn (END) (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (BELUM DIREVISI) Spora yang awalnya dari zigot, tau-taunya jadi protonema juga. Walau kadang, pontang-panting kebawa arus hidrolik. Arkego Dasaptara, anak basket tapi bukan kapten tim basket. Ini cuma c...