Menurut gue, kimia sama cinta itu beda tipis.
Kimia dan cinta sama-sama punya peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, gue gak mau bohong. Kimia dan cinta bakal bahaya kalo takarannya berlebihan.
Terus? Buat Kita, gimana?
Belum ada kata lebih dalam persahabatan kita ini.***
“Udah miskin, boros lagi.” sinis Dora menatap benda bulat di tangan Argo.
“Seenggaknya gue ikhlas ngasih Lo ini, Dor.” jawab Argo manyun. “Gue rela beli helm tiga ratus ribu demi lo.” lanjut Argo.
“Emang ini helm mau gue apain?” tanya Dora keheranan menatap helm pink dengan gambar bebek kuning yang dipegang Argo.
“Buat Lo pake pas gue bonceng.”
“Emang gue mau dibonceng sama Lo?” tanya Dora sedikit menohok. “Lebih nyaman sama kang ojek kemaren. Udah ganteng kayak member Seventeen, jujur lagi.” lanjut Dora. “Gak kayak orang di depan gue.”
“Lo kok gitu sih?” tanya Argo. Bibirnya sedikit tersenyum. “Cemburu ya?” tanya Argo dengan dahi dinaik-turunkan.
Di sisi lain, Dora hanya menatap makhluk dihadapannya dengan datar. “Lo beneran suka sama gue?”
~~~
“Emang sih, gue tuh pinter. Jadi banyak yang suka.” ujar Dora dengan bangga.
Argo menatap ke samping, melihat Dora yang tengah menyuap sesendok bakso. “Kok gitu?”
“Lah emang, emang harus gimana? Gue mah udah biasa banyak yang suka.” ujar Dora kembali.
Argo terdiam menatap sang sahabat. “Dih, narsis banget Lo. Emang Lo mau sama Andrean itu?” tanya Argo sedikit mengidikkan bahu.
“Mau-mau aja sih.” jawab Dora serius, menatap Argo.
“Terus gue gimana?”
“Ya terserah lo.” gumam Dora seadanya.
“Kenapa Lo mau sama Andrean?” tanya Argo sedikit mengidentifikasi.
Dora berpikir sejenak. “Karena dia anak orang kaya, bisa bahasa Spanyol, ganteng, cool juga. Keknya itu sih.”
Argo menghela napas. “Gue bisa bahasa Inggris, gue juga ganteng, bisa main basket, gue juga cool. Gak mau sama gue?” tanya Argo mengucap kelebihannya.
“Itu tergantung sih,”
“Jadi?”
“Tapi Andrean bisa basket juga.”
Argo mendelikkan mata. “Aelah, Andrean Mulu, bangke.” batinnya.
“Tapi kalo disuruh milih, gue bakal milih Arkego.” ucap Dora perlahan.
Dahi Argo mengerut. Ia tidak salah dengar, kan?
“Hah? Lo bilang apa tadi?”
Dora hanya mengidikkan bahu menatap Argo, dan bangkit menyerahkan uang lima belas ribu pada mang bakso. “Nih, mang. Dia bayar sendiri.” ucap Dora dan berjalan menuju pagar rumahnya.
Sementara itu, Argo masih terdiam. “Mang, denger gak tadi dia bilang apa?” tanya Argo pada mang bakso dengan penasaran.
“Katanya masnya disuruh bayar sendiri.”
Argo berdecak. “Bukan mang, sebelum itu...”
“Waduh, saya gak denger mas. Tapi katanya emang mas disuruh bayar, lima belas ribu.”
Argo menghela napas dan tersenyum. “Oke deh. Nih, makasih ya mang.”
~~~
“Biologi itu mempelajari makhluk hidup. Sementara gue adalah makhluk hidup yang mempelajari hati Anteridya Dektora.”
@rnndt_sfyn
KAMU SEDANG MEMBACA
"SEBANGKU" END✓
Novela Juvenilby: @rnndt_sfyn (END) (FOLLOW SEBELUM MEMBACA) (BELUM DIREVISI) Spora yang awalnya dari zigot, tau-taunya jadi protonema juga. Walau kadang, pontang-panting kebawa arus hidrolik. Arkego Dasaptara, anak basket tapi bukan kapten tim basket. Ini cuma c...