1. Us, Again

821 43 17
                                    

Entah cinta macam apa yang semesta kirim kepadaku untuknya...
Sudah tau sakit, masih saja menolak untuk pergi...



Naina merapatkan selimutnya, padahal jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul 10.00. Tidak ada jadwal pemotretan hari ini, jadi Naina ingin bermalas-malasan. Terlebih lagi, sejak semalam hujan terus mengguyur dan kini tersisa rintik-rintiknya. Benar-benar mendukung suasana.

Naina tersentak saat mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Buru-buru gadis itu meraih ponselnya, hingga senyuman lebar mengembang di wajahnya. Gajinya bulan ini sudah masuk. "Belanja ah..."

Seakan tak peduli dengan rintik hujan yang masih turun. Naina dengan semangat beranjak dari ranjang dan bergegas mandi.

2 jam kemudian, Naina pun sudah siap. "Emang ya, gue tuh anaknya pak Yudha yang paling cantik." Gadis itu mengedipkan sebelah matanya di depan cermin besar, di kamarnya.

Sungguh berbanding terbalik dengan cuaca di hari itu yang mendung, Naina justru tampak begitu riang dan bersemangat.

"Kakak ada jadwal hari ini? Katanya libur?" Tanya Winda yang melihat Naina sudah rapi.

"Biasa bunda, me time! Jadwal padat dari kemaren, jadi, sekarang mau jalan-jalan. Boleh, kan?"

"Kalo bunda sih, boleh. Coba minta ijin sama ayah dulu."

"Ayah dimana?"

"Masih di kamar, lagi ganti baju. Mau ngajarin adek berenang soalnya."

"Tumben."

"Minggu depan, adek ada penilaian olahraga berenang."

"Bunda yang bilang sama ayah, deh. Ya? Aku udah kesiangan ini." Pinta Naina.

"Masih gerimis. Kamu yakin mau jalan-jalan sekarang?"

Naina mengangguk semangat. "Udah rapi gini, masa iya nggak jadi? Lagipula, aku juga naik mobil."

"Ya udah, hati-hati. Jangan pulang malam-malam, ntar ayah malah nggak kasih ijin kalo kamu pulang kemalaman."

"Iya. Aku berangkat dulu ya?" Naina mencium pipi kanan Winda, lalu pergi.

"Kakak nggak sarapan dulu?"

"Aku bawa roti sama buah aja."

Winda menggeleng kecil. "Jangan diet terus, kak. Badan kamu udah bagus."

"Kemarin aku abis makan karbo, bunda. Makanya, nggak berani makan banyak-banyak sekarang."

"Kan, bisa olahraga. Bunda sama ayah aja ngeri liat badan kamu. Kurus banget, kayak nggak pernah dikasih makan, padahal bunda masak setiap hari."

"Pokoknya, bunda tenang aja. Aku tetep makan kok, kan dibantu minum vitamin juga."

"Ya udah, bunda ambilin. Tunggu sebentar."

"Makasih bunda."

Winda memberikan satu set kotak bekal untuk Naina dan sebuah paper bag, yang Naina tidak tau apa isinya. "Tolong anterin ke rumah Raina ya? Buat cemilan dia."

"Apa ini?"

"Kastengel. Kamu mau? Masih ada kok, kemarin sisanya bunda taruh di toples depan, di ruang tamu."

"Nanti aja deh! Aku berangkat dulu ya?"

"Hati-hati." Pesan Winda, lalu mengantar Naina ke depan.

Naina melambaikan tangannya kepada Winda, sebelum akhirnya melajukan mobilnya.




***




Naina menyetir sambil menikmati musik yang sedang didengarkannya, hingga gadis itu menginjak rem secara tiba-tiba, karena mobil putih di depannya yang berhenti mendadak.

Us, Again Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang