XXVI

1 0 0
                                    

Menulis adalah menangis dan puisi adalah air mataku. Rasanya begitu miris, karena tak ada yang mendengarkan keluh ku.

Dengan pena hitam ku tuliskan isi hati. Merangkai kata demi kata jadi frasa, dengan kertas kosong ku tumpahkan seluruh kisah ku.

Ketika aku tak bisa mengungkapkan hal-hal yang ku rasakan, maka menulis adalah pelarian terbaik ku. Setiap kalimat dan kata yang ku tulis itu mewakili rasa ku, entah bahagia maupun duka ku tuliskan semua.

Begitu banyak kisah yang tertulis di kertas kosong. Walaupun lara dan sesak di dada, hanya pena dan kertas yang ku punya karena puisi adalah perasaanku dan sajak ku adalah ekspresiku.

Zetara HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang