Chapter 11

32 4 2
                                    

Playlist : Fix You - Coldplay (Cover by Boyce Avenue feat. Tyler Ward)

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

***

Penemuan sebuah warung---yang masih buka semalam ini---setelah setengah jam berjalan bagaikan menemukan harta karun. Baik Lisie maupun Samuel berbinar, lalu duduk dengan anteng.

Samuel menyapu sekilas meja dengan jemarinya. Seraya melakukan itu, dia mengutarakan, "Sekali makan nasi goreng tidak akan buat saya kolesterol, 'kan?"

Walau Lisie lebih asyik menatap pemandangan wilayah terpencil ini daripada membalas omongan Samuel, dia menimpali juga. "Mmm, minum Benecol aja habis ini. Cara ampuh turunkan kolesterol."

"Oh bener juga. Genius." Lantas Samuel terdiam. Hanya bola matanya yang mengitari lingkungannya. "Tunggu, memangnya ada minimarket di dekat sini?"

Lisie tidak bisa menahan namun tergelak tidak percaya. "Aku cuma sarkas doang." Selesai mengibaskan tangannya, Lisie menambahkan, "Sir pikir terlalu jauh."

"Huh."

Kira-kira 15 menit dan dihidangkanlah dua piring nasi goreng dan segelas teh es. Teh es tentu saja milik Lisie. Samuel skip minuman dingin, apalagi manis.

Samuel memiringkan kepalanya melihat hidangan. "This looks good."

Samuel serius. Di piring warna merah itu, tertata nasi goreng dengan porsi cukup. Telur dadar diletakkan di puncak, ditemani kerupuk berwarna-warni di bagian samping piring.

Sesaat setelah itu, Samuel tersenyum pahit. Memang nasi goreng ini looks good. Tapi apa good juga atau tidak untuk kesehatannya, Samuel tidak tahu.

"Selamat---" Ucapan Samuel tertimbun mengetahui Lisie telah mendahuluinya.

Samuel semakin terdiam melihat anak gadis satu itu memasukkan dua sendok nasi. Hingga mulutnya penuh, lalu mengunyah dengan kelabakan. Bak tidak makan dua tahun.

Ketika bertubrukan mata dengan Samuel, Lisie berhenti mengunyah. Mata bulatnya mengerjap satu kali.

"---makan."

Lisie menelan dengan susah payah. "I-iya, makan."

Sial, saking laparnya mampus sudah Lisie dengan perihal jaga image.

Lagian, no biggie. Lisie menenangkan diri. Penerangan di sini payah, jadi mata Samuel pasti buram-buram juga. Santaiii~

Hipotesisnya gagal. Terpatahkan dengan mudahnya, karena Lisie sendiri dapat melihat Samuel Zhang dengan jelas. Umpamanya bagaikan kamera iPhone 11.

Melihat guru bahasa Inggrisnya itu menyantap untuk sendok pertama lalu sekonyong-konyong tertegun, Lisie memberanikan diri untuk bertanya, "Ada apa?"

"Ini enak," terang Samuel sebelum kembali menyantap dengan aura terpesona.

Lisie berpikir keras, tapi tidak mengerti jua. "Memangnya Sir gak pernah makan nasi goreng?"

Hanya suara jangkrik yang menjadi jawaban.

"Like ini pertama kali seumur hidup?" Lisie menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Maaf, yang anak konglomerat di sini, siapa ya? Aku yang setiap hari makan junk food, can't relate."

Standing StillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang