chapter 7

2.2K 208 20
                                    

Aku update nih...
Jangan lupa di vote ya...





H

appy Reading...

*****

"Kania cantik nggak ma?" tanya Kania seraya nemutarkan badannya.

"itu gamis milik siapa Kania?, mama perasaan tidak punya gamis kaya gitu" balas Ainur.

"ini gamis milik Kania, tadi Kania beli" jelas Kania kepada Ainur uang sedang bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini gamis milik Kania, tadi Kania beli" jelas Kania kepada Ainur uang sedang bingung. Ainur juga hanya ber'oh'ria saja.

"yaudah, Kania mau ngaji dulu, bye-bye Mama" seru Kania yang langsung melangkah pergi begitu saja.

"kebiasaan! Salamnya mana?"

"Assalamualaikum"

*****

Sesampainya disana, Kania berdecak pinggang seraya berjalan dan bergaya layaknya model, anak-anak yang mengaji disana pun terheran-heran.

"eh, bocil-bocil gue cantik nggak?" tanya Kania pada segerombolan anak-anak yang tengah duduk memperhatikannya.

"cantik kak" balas salah satu anak kecil disana.

"yo'i dong, Kania gitu lohhh" serunya menyombongkan diri.

"Assalamualaikum" Ustadz Adam memberi salam, tak lupa ia juga menyunggingkan senyum yang ramah.

"Waalaikumsalam" ujar mereka serentak, termasuk Kania.

"ustadz-ustadz, Kania cantik nggak?" tanya Kania seraya memutarkan badannya.

Sedangkan Ustadz Adam tak berani melihatnya, Adam akui jika Kania memang cantik, kulit yang seputih susu, hidung macung, wajah mulus tanpa jerawat, dan bola mata yang berwarna coklat kebiru-biruan. Namun, bagi dirinya itu tidak penting, karna yang terpenting adalah amal ibadahnya.

"ustadz? Kok diem aja sih, terpesona ya?" ujar Kania begitu percaya diri.

"sudah-sudah, ayo mengaji dulu"

*****

"qul yaa ayyuhal kaafiruun. laa a'budu maa ta'buduun. walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. walaa 'aabidum maa 'abat tumwalaa antum..."

"antum apa ya ustadz?" tanya Kania, kali ini ia sedang belajar hafalan tentang Surah-surah Dalam Al-Qur'an.

"walaa antum 'aabiduuna maa a'bud" balas Ustadz Adam yang saat ini sedang menyimak bacaan Kania.

"walaa antum 'aabiduuna maa... Maa..." Jeda Kania lagi, entah kenapa ia begitu susah menghafalkan ayat ini.

"walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. Kania" Ustadz Adam sedikit kesal, lantaran Kania yang sedari tadi tidak hafal-hafal.

"agh susah banget sih, Kania nyerah aja deh ustadz" Kania merengek seperti anak kecil.

"tidak boleh menyerah, Allah tidak suka oramg yang suka putus asa" omel Ustadz Adam.

"tapi susah banget Ustadz"

"jangan putus asa, ingat firman Allah pada Q.S. Yusuf ayat 87
...وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ
الْكٰفِرُوْنَ - ٨٧
Artinya: dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"

(ini aku pakai penggalan dari Q.S Yusuf ayat 87 ya)

Kania dibuat terlena dan terpesona oleh bacaan ustadz Adam yang begitu merdu membuat hatinya begitu tenang.

"keren Ustadz, Kania jadi tambah cinta deh" goda Kania seraya tersenyum lebar dan bertepuk tangan.

"biasakan jika memuji itu gunakan Masyaa Allah" jelas Ustadz Adam.

"hehe, maap"

"gimana?, masih mau menyerah?"

"gak mau ustadz"

"Kania juga gak bakal nyerah untuk dapatin hati ustadz" sambung Kania.

*****

Carzz...

Hujan turun begitu saja setelah Kania hendak pulang kerumah setelah selesai mengaji. Di masjid Kania hanya berdua saja dengan ustadz Adam.

"yah hujan, gimana gue mau pulang?" gumam Kania seraya menatap air hujan yang turun begitu deras.

"eh, tapi nggak papa deh, kan bisa berduaan sama Ustadz" gumamnya lagi dengan tawaan kecil.

Ustadz Adam pun keluar dari masjid, Kania yang melihat itu langsung saja mengikutinya.

"ustadz ngapain keluar?" tanya Kania yang dihatui oleh rasa penasaran.

"tidak apa-apa" balas Ustadz Adam yang sedang menatap air hujan.

Kania duduk diteras masjid, tatapannya masih menatap ustadz Adam, yang saat ini sedang memperhatikan derasnya hujan yang turun dari langit.

"ustadz kenapa natap hujan terus?" tanya Kania.

"tidak apa-apa, saya hanya menyukai hujan" balas ustadz Adam.

"kenapa ustadz suka hujan?" tanya Kania lagi.

"saya tidak tau, sejak kecil hujan memang sudah menjadi hal favorit saya"

"hujan beruntung ya ustadz"

Ustadz Adam menyengritkan dahinya "beruntung?"

"iya, hujan beruntung banget, soalnya bisa disuka-in sama ustadz"

Bersambung...

Kania gak bakal nyerah katanya...
Vote-vote nya kak...










Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang