chapter 28

1.6K 111 19
                                    

Halo...
Jangan lupa vote biar aku semngat ngetiknya...





Happy Reading...

*****

Ustadz Adam melangkahkan kakinya dengan santai seraya menikmati angin malam dan juga indahnya bulan nan bintang yang bertebaran diatas langitnya. Senyumnya tak bisa hilang jika mengingat gombalan Kania tadi. Entahlah, ini dinamakan cinta atu tidak.

"Astagfirullah. Bukan Mahram Adam" Ustadz Adam tersadar apa yang telah ia pikirkan. Dengan segera ia menghilangkan pikirannya itu jauh-jauh.

"Assalamualaikum," Adam menarik kenop pintunya dan kemudian mendorongnya. Kakinya itu mulai melangkah memasuki rumah minimalisnya.

"Waalaikumsalam" Umi Azkia menjawab salam Adam. Tak lupa, Adam juga menyalami tangan Uminya itu.

"Adam sudah Sholat?" tanya Umi Azkia pada Adam yang tengah memperhatikannya itu.

"udah tadi Umi, dimasjid" Adam menjawab pertanyaan Uminya itu.

"yaudah, kalau gitu makan dulu aja sana, Umi udah masak makanan kesukaan kamu" suruh Umi Azkia.

"umi nggak makan?"

"umi nanti nyusul"

Adam dan juga Umi Azkia kini tengah mekan bersama, hening dan diam adalah suasana penghiasnya. Haya ada suara dentingan sendok yang breradu dengan piring.

"Adam? Kok murung aja?" Umi Azkia membuka pembicaraan setelah melihat Adam tampak murung saja.

"enggak kok Umi, Adam cuma sedang bingung saja" Adam menundukkan pandangannya.

"bingung soal perjodohan, ya?" Umi Azkia menebak-nebak.

Adam semakin menundukkan pandangannya "Adam bingung Umi, nggak tau kenapa ada rasa ganjal dan belum yakin, Umi"

Umi Azkia tersenyum "Sholat Istikharah, minta petunjuk sama Allah."

*****

Hari ini, Kania sedang sibuk berkutik dengan bolpoinnya itu. Besok adalah hari dimana ujian hari pertamanya dimulai. Jika kalian heran Kania belajar, mungkin kita sama, author juga bingung. Wkwk.

"rajin banget, ada maunya, ya?" Itu suara Ainur yang tiba-tiba sudah berada diambang pintu kamarnya itu.

"ada maunya dari hongkong. Kalau anak lagi semangat belajar itu didukung, bukannya malah dicurigain" kesal Kania. Memang benar sih, biasanya jika Kania rajin belajar itu ada maunya.

"alah palingan juga akhirnya minta ini itu" tebak Ainur. Benar sekali tebakannya itu selalu benar, bagaimana Kania bisa Rajin? Mandi aja kalau lagi mood.

"kali ini Kania nggak minta ini itu, tapi mau minta nikah sama Ustadz Adam" Kania berucap dengan cengingirannya.

"Kania-Kania, jangan terlalu berharap. Kalau kamu jodohnya bukan Ustadz Adam gimana?"

"tertampar omongan Mama sendiri memanglah epik"

*****

Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang