chapter 15

1.8K 157 28
                                    

Hai...
Halo-halo....
Jangan lupa votenya ya...





Happy Reading...

*****

"nggak bisa dibiarin"

Kania menggulung lengan seragamnya yang pendek itu, dan langsung berlari kencang seperti Boboiboy menggunakan sepatu super. Dengan sigap ia langsung berhenti ditengah-tengah antara Ustadz Adam dengan orang yang satunya.

Dengan refleks pun Ustadz Adam dan orang itu langsung menoleh kearah Kania. Namun untuk ustadz Adam, ia langsung menundukkan pandangannya.

"Hadeh... Napas gue" dengkus Kania dengan terengah-engah.

Kania tersenyum, dan menoleh kearah ustadz Adam "Halo Ustadz"

"Waalaikumsalam" balas ustadz Adam dengan menggunakan kepalanya satu kali.

"maap lupa, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawa ustadz Adan dan orang itu serentak.

Setelah itu, Kania langsung menoleh kearah orang berada disampingnya itu. Ia memandangi dari atas sampai bawah penampilan orang itu.

"Hai, saya Adiba, teman Ustadz Adam" Adiba memperkenalkan dirinya. Ya, benar sekali orang itu adalah Adiba.

Kania mengerutkan dahinya dan meletakkan dua jarinya, yaitu jari telunjuk dan jari jempul didagu seraya memperhatikannya kembali.

"cantik, tapi cantikan gue. Haha" Batin Kania.

"oh iya, gue Kania Aurelia, cewek cantik yang aduhai slebew membuat hati bergejolak serasa dimabuk cinta" balas Kania.

"Kania, jika berkenalan yang benar" Ujar Ustadz Adam menasihatinya.

"tapi Kania emang cantik kan Ustadz?" tanya Kania begitu percaya diri.

"kalau nggak jawab, berarti iya" lontarnya lagi.

"tapi tid-"

Dret.. Dret...

Suara getaran itu membuat perkataan Ustadz Adam terhenti. Itu adalah suara getar ponsel milik Adiba.

"Maaf, saya mengangkat telfon sebentar" Adiba langsung saja menarik tombol hijau untuk mengangkatnya.

"iya Abah, Adiba kesitu" seru Adiba pada orang yang sedang menelfonnya.

"maaf, sepertinya sayya harus pulang terlebih dahulu. Assalamualaikum" pamitnya yang kemudian langsung bergegas pergi.

"Waalaikumsalam" saut Kania dan Ustadz Adam.bersamaan.

*****

Canggung. Suasana itulah yang terjadi diantara mereka berdua, bahkan Kania yang biasanya nyerocos tanpa henti kini kehabisan topik pembicaraan.

"Ustadz"

Kania memecah keheningan diantara mereka. Ustadz Adam yang masih menundukkan kepalanya itu menyahut "kenapa Kania?"

"Ustadz suka ya, sama Adiba?" kata itu tiba-tiba terlontar saja dari mulut Kania, rasa penasaran dalam dirinya sudah memuncak untuk menanyakan hal itu.

"kenapa kamu berfikir seperti itu?" tanya bailk ustadz Adam.

"soalnya Ustadz kan pernah bilang, idaman ustadz yang rajin dan taat agama, dan Adiba masuk dalam kriteria idaman ustadz" seru Kania menjelaskan.

"jika dia masuk dalam kriteria saya, belum tentu juga saya mencintainya"

"kenapa?, dia sempurna lho Ustadz"

Ustadz Adam terdiam, entah kenapa ia sedikit kesal dan tidak suka jika Kania berbicara seperti itu, baginya Kania lebih identik dengan cewek cantil dan terlalu pd dari pada menjadi seperti ini.

"sudah, tidak usah dibahas"

*****

Adzan Maghrib telah berkumandang, Kania yang saat ini sudah siap menuju masjid untuk mengaji, dalam perjalananya menuju masjid, ia selalu terbayangkan oleh Adiba. Kania juga berfikir, apakah ia harus jadi seperti Adiba agar menjadi idamannya ustadz.

"Assalamualaikum" Kania mengucap salam seraya memeasuki masjid.

"Waalaikumsalam" jawab bocil-bocil serentak.

"kayanya lesu banget kak?" tanya bocil itu padanya.

"iya nih, gue lagi lesu banget pokoknya" balas Kania.

"mikirin apa?" tanya bocil itu lagi.

"eh cil, sebenarnya gue cocok nggak si, sama Ustadz Adam?"

"aku nggak tau kak, tapi kak Kania cantik, ustadz juga ganteng"

"kira-kira cocokan gue atau Adiba?"

"lebih cocok kak A--"

"Assalamualaikum" ujar seseorang dari ambang pintu sana. Ya, itu ustadz Adam, Kania tau itu.

"Waalaikumsalam" balas Mereka serempak termasuk Kania juga.

"udah cil, ngaji dulu" perintah Kania pada anak kecil yang tadi berbicara dengannya.

*****

Kini, Kania telah menyelesaikan mengajinya, entah kenapa ustadz Adam lebih merasa jika Kania menjadi pendiam kali ini, tak ada gombalan-gombalan aneh yang ia lontarkan kali ini, padahal kemarin ia masih brutal.

"pulang dulu ya ustadz, Assalamualaikum" pamitnya yang langsung bergegas keluar.

"Waalaikumsalam" balas ustadz Adam.

"Kania?" panggil ustadz Adam, dengen refleks, Kania pun langsung menoleh kebelakang yang sudah mendapati ustadz Adam berada diambang pintu dengan menundukkan kepalanya.

"kenapa ustadz?" tanya Kania.

"maaf jika saya lancang, tapi kenapa hari ini kamu tidak seperti biasanya?"

"tidak biasanya gimana ustadz?"

"saya hanya merasa kamu sedikit pendiam kali ini"

"terus kenapa?"

"saya sedikit merasa aneh, karna saya lebih suka jika kamu tidak seperti ini"

Bersambung....

Azek...
Ustadz Adam udah mulai luluh kayaknya
Kiw Kiw













Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang