chapter 22

1.8K 121 21
                                    

Halo...
Pada kangen nggak nih?
Sama Kania dan Ustadz Adam?





Happy Reading


*****

Ting... Tong...

Bel pintu rumah berbunyi. Umi Azkia segera melangkah menuju gerbang tersebut. Sesampainya, Umi Azkia pun langsung membukakan pintu itu, dan sudah menampakkan seorang kurir dengan membawa paketnya.

"atas nama Ustadz Adam?" kurir itu bertanya seraya melihat nama yang tertera dalam paket Itu.

"iya, saya Uminya" balas Umi Azkia pada Kurir dihadapnnya itu.

Kurir itu langsung saja mengasihkan bungkusan itu kepada Umi Azkia "ini Bu. Ada kiriman paket"

Umi Azkia pun menerimanya "tapi saya tidak memesan barang Online"

"itu kiriman dari seseorang Bu"

"dari siapa?"

"saya tidak tau Bu. Pengirim tidak mencantumkan namanya"

Umi Azkia hanya memgangguk paham saja.

"Kalau begitu saya permisi ya Bu" kurir itu pun langsung melangkah pergi.

Umi Azkia juga segera masuk kedalam rumahnya. Ia menuju kamar Adam untuk mengasihkan barang itu.

"Adam..."

Umi Azkia mengetuk pintu beberapa kali seraya menyebut nama anaknya itu. Tak lama pintu terbuka, dan sudah menampakkan lelaki tampan yang memakai baju kokonya itu.

"Iya, Umi. Ada apa?" tanya Adam. Matanya terfokus pada sebuah bingkisan yang dibawa oleh Uminya.

"ini ada paket" seru Umi Azkia seraya memberikan bungkusan itu.

Dahi ustadz Adam mengkerut "paket?, Adam nggak pesan apa-apa Umi"

"Umi nggak tau. Tapi katanya dikasih seseorang. Udah dibuka aja" suruh Umi Azkia.

Ustadz Adam mengangguk saja sebagai balasan "yaudah, Adam buka dulu"

"iya, Umi juga mau masak" setelah mengatakan itu, Umi Azkia langsung saja melangkah pergi. Ustadz Adam juga langsung masuk kedalam kamarnya.

Ustadz Adam pun duduk disofa kamarnya. Lalu meletakan bungkusan itu dimeja. Tangannya mulai mengotak-atik membuka bungkusan yang tertutup oleh beberapa kertas. Setah selesai membuka bungkusnya itu, segeralah ia mengambilnya. Dahinya mengkerut tatkala melihat satu kotak roti kecil berisi kukis, Ustadz Adam juga menemukan secarik kertas berisi tulisan, dengan segera Ustadz Adam pun membacanya.

 Dahinya mengkerut  tatkala melihat satu kotak roti kecil berisi kukis, Ustadz Adam juga menemukan secarik kertas berisi tulisan, dengan segera Ustadz Adam pun membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum Ustadz. Ini Kania yang ngasih, khas buat Ustadz Adam. Hehe... Tapi Ustadz jangan salah sangka ya, ini Kania buat sendiri bukan beli. Kania bikinnya Dengan penuh kasih sayang. Eh, maksudnya dengan penuh perjuangan. Meskipun nggak seenak bikinan Umi, tapi tolong dimakan ya Ustadz. Sekian yang dapat Kania sampaikan."

Salam manis, Kania :)

Ustadz Adam tersenyum setelah membaca surat yang Kania kirimkan kepadanya itu. Benar-benar surat yang begitu aneh, namun itu bisa membuat Ustadz Adam tersenyum merkah melihatnya.

"Lucu"

*****

"Adam, makan dulu yuk nak"

Itu suara Umi Azkia yang memanggilnya untuk segera turun dan makan bersama. Adam yang mendengar itu pun langsung melangkah turun untuk menemui Uminya itu. Tanpa sadar dirinya masih membawa satu kotak roti berisi kukis yang diberikan oleh Kania tadi.

"ayo makan dulu, masakan kesukaan kamu udah matang" ajak Umi Azkia.

Adam pun tersenyum dengan merkah, ia begitu senang jika makan makanan kesukaannya itu "iya, Umi"

Namun, terlebih dahulu, ia metakkan kotak roti kecil itu dimeja ruang tamu. Ia juga baru sadar jika masih membawanya. Setelah itu, Adam langsung menuju ruang makan untuk menyantap makanan kesukaannya itu. Sebelum memakannya, ia bisakan diri untuk membaca do'a terlebih dahulu. Selanjutnya, ia langsung memakannya dengan lahap.

Ting tong...

Umi Azkia dan juga Adam pun mengehentikan kegiatan mereka sebentar, tatkala mendengar bel pintu rumah berbunyi. Umi Azkia pun segera beranjak dan membuka pintu jati berwarna coklat itu.

"Assalamualaikum, umi" Adiba tersenyum lebar melihat Umi Azkia yang berada dihadapannya itu.

"Waalaikumsalam, Ternyata Adiba, tadi kiranya siapa" Umi Azkia tertawa kecil, Adiba juga ikut tersenyum melihat itu.

"Masuk dulu, Adiba" ajak Umi Azkia. Adiba hanya menganggukkan kepalanya sebagai balasan, ia juga ikut masuk kedalam rumah.

"duduk dulu, Adiba" titah Umi menyuruhnya duduk.

"iya Umi" balas Adiba. Ia pun duduk disofa diruang tamu.

"Umi, katanya Ustadz sakit ya?" tanya Adiba pada Umi Azkia.

"iya, tapi udah sembuh kok. Itu anaknya lagi makan jengkol" Umi Azkia tertawa kecil, Adiba juga ikut tertawa. Benar sekali, makanan kesukaan Ustadz Adam adalah semur jengkol.

"Umi kedapur dulu, sebentar ya" ujar Umi Azkia. Ia pun beranjak dari duduknya.

"iya, umi"

Tak sengaja, tatapan Adiba tertuju pada sebuaj kotak kecil dimeja. Karna merasa penasaran, Adiba pun mengambil kotak itu, kotak yang berisi kukis lucu. Dalam kotak itu juga terdapat tulisan nama yang begitu kecil. "Kania"

Dengan segera, Adiba langsung mengembalikan kotak itu ketampat semula. Ia menundukkan kepalanya.

Bersambung...

Jadi kasihan ya, sama Adiba.

Wkwk...

Bye bye...
Jangan lupa spam 🌻🌻

Budayakan vote dan komen ya.

Budayakan vote dan komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang