Perjalanan

22 1 0
                                    

Bang Rama terus mengemudikan mobilnya menjauhi tempat itu. Para mayat hidup itu terus mengejar mobil dan akhirnya para mayat hidup itu menjauh.

"Makasih ya Bang Rama akhirnya kami bisa kabur dari tempat itu" lega Dika

"Huh.... untuk aja Abang bisa menemukan kalian" jawab Bang Rama

Rendi pun menanyakan tujuan mereka sekarang.

"Sekarang kita mau kemana?" tanya Rendi

"Abang mendapatkan informasi kita akan pergi ke Banten. Kerena daerah sana tempat aman" ucap bang Rama mantap dan masih tetap fokus mengemudi. Rendi yang mendengar itu sedikit terkejut.

"Tapi itu terlalu jauh, apa gaada tempat lain yang lebih deket?" tanya Rendi.

"Kondisi yang memaksa kita untuk kesana, sekarang yang terpenting adalah kita pergi jauh dari kota ini" hening tak ada protes. Rendi berfikir bang Rama ada benarnya juga. Merekapun melanjutkan perjalanannya kembali.

Dua jam perjalanan

Di pertengahan jalan mereka tiba-tiba dihadang oleh sekelompok perampok. Perampok itu terdiri dari 4 orang, mereka memiliki tubuh yang lumayan besar dan juga memegang senjata tajam.

"Kalian semua cepat keluar!!!" ucap salah satu perampok yang sepertinya dia adalah ketuanya. Bang Rama menatap semua orang yang ada di dalam mobil dengan raut cemas.

"Kalian tunggu disini biar abang yang keluar" ucapnya kemudian langsung keluar dari mobil. Rendi ingin melarangnya tapi semua sudah terlambat. Para perampok itu menodongkan senjata tajam ke arah Bang Rama

"Serahkan mobil ini atau kau akan mati!!!" ucap salah satu preman. Bang Rama ketakutan, Rendi yang melihat itu dari jendela mobil ingin keluar dan membantu Bang Rama. Tapi ia di hentikan oleh Dika.

"Jangan gegabah Ren, kita harus menyusun rencana secepatnya" ucap Dika yang diikuti anggukan oleh Gilang dan Jefri.

"Kita harus gimana" tanya Rendi bingung. Kemudian Dika mulai menyusun rencana.

Dika memerintahkan Tasha untuk duduk di bagian kemudi, lalu ia menyuruh Rendi, Gilang, dan juga Jefri untuk menyelinap keluar dan menghajar perampok itu diam-diam. Mereka semua pun mulai beraksi.

Gilang dan Jefri memukul kepala perampok itu menggunakan linggis dan tongkat baseball dari belakang

"Rasakan, emang enak" teriak Gilang secara bersamaan dan membuat mereka pingsan.

Kemudian Rendi menembakkan peluru ke arah perampok yang lain hingga mengenai bagian dada dan preman itu tersungkur, Dika juga ikut serta membantu.

"Dasar keparat!" ternyata salah satu preman itu mengeluarkan senjata api dan langsung menembaknya ke segala arah.

"Kalian cepat berlindung" perintah Bang Rama

Tapi sayang Bang Rama terkena peluru dari senjata api itu. Pelurunya mengenai bagian perut Bang Rama hingga dia jatuh tak sadarkan diri.

Rendi langsung keluar dari persembunyiannya untuk melihat sekelilingnya. Terkejutnya, ia melihat Bang Rama sedang menahan sakit.

"Bang Rama!" teriak Rendi

Rendi langsung menghampiri Bang Rama, tak peduli ia harus mengenai peluru yang di tembakan oleh preman itu.

Suara dari senjata api sudah tidak terdengar lagi. Dika dan yang lainnya langsung keluar dari persembunyiannya. Mereka terkejut preman itu langsung mengarahkan senjatanya ke arah Rendi.

"Waduh Rendi bakal celaka!" bingung Gilang tak karuan

"Oh ya, Jef tolong bawakan kapak" perintah Dika

Jefri langsung mengambil kapak dari bagasi mobil dan langsung memberikan kepada Dika.

Dika langsung mengendap-endap agar preman itu tidak menyadari keberadaannya.

"Woi preman sialan rasakan ini" Dika langsung melempar kapaknya dan mengenai kepala preman itu.

Kapak itu tertancap di bagian kepala preman dan preman itu jatuh tersungkur.

Dika dan yang lainnya langsung menghampiri Rendi dan Bang Rama untuk membantu pendarahan pada perut Bang Rama agar tidak parah. Dika menyuruh Adira untuk mengambil kotak p3k di mobil. Mereka langsung memperban perut Bang Rama, setelah selesai. Rendi dan Gilang menggotong tubuh Bang Rama dan masuk ke mobil.

"Siapa yang bisa bawa mobil?" tanya Rendi kepada teman-temannya

"Aku aja yang bawa" Jefri langsung duduk di kursi bagian pengemudi. Jefri langsung menancapkan gas dan mobil melaju kencang meninggalkan tempat itu.

Bersambung.........

World Z ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang