Ekspedisi

5 1 0
                                    

1 jam dari perjalanan yang sangat jauh dari jalan tol, mereka menemukan suatu tempat berupa mall besar, letaknya sangat strategis antara gedung perusahaan dan gedung ruko. Rombongan truk berhenti di area parkiran yang luas, di sekitarnya banyak mobil yang terbengkalai yang sudah dipenuhi oleh debu, dan tentu saja ada bekas bercak darah dijalan aspal dan mobil.

Rendi semakin waspada terhadap sekitarnya, melihat dari jendela truk, mencari apakah makhluk itu akan menampakkan dirinya.

Semua orang dari truk keluar dan menyiapkan perlengkapan senjata apinya, dan bersiap-siap. Paman Rudi sebagai pemimpinnya mulai bergerak memasuki mall.

Suasana mall yang gelap dan dingin, para pasukan Paman Rudi bergerak secara perlahan-lahan, memegang senjata kuat-kuat dan melihat sekeliling, apakah makhluk itu ada di mall ini. Mereka melanjutkan perjalanan menuju tempat berupa toserba. Mereka melewati eskalator yang dipenuhi oleh darah bau busuk dari darah.

Letaknya ada di 10 lantai mall ini, mereka mulai bergerak cepat agar tidak kehabisan waktu, sesampainya di lantai 1. Mereka melihat segerombolan makhluk itu yang sedang terdiam. Pasukan Paman Rudi, menyuruh agar yang lain tidak bersuara saat melangkah.

Mereka menuju eskalator selanjutnya dan sialnya ada segerombolan makhluk menghalangi jalan mereka, mau tak mau mereka harus melewati tangga darurat, jaraknya cukup jauh dari eskalator. Rendi dan teman-temannya mulai memutar arah.

Tim Paman Rudi pergi duluan ke tempat tangga darurat untuk memastikan tidak ada makhluk yang bersembunyi di sana.

Setelah diperiksa sekelilingnya tidak ada satupun makhluk, lalu mengisyaratkan kepada Paman Rudi dan yang lainnya untuk segera menuju ke tangga darurat.

Rrrrrrrrrr...........

Sial, salah satu makhluk itu menyadari kehadiran Paman Rudi dan yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sial, salah satu makhluk itu menyadari kehadiran Paman Rudi dan yang lainnya.

"Semuanya cepat masuk...!!!" teriak Paman Rudi kepada yang lain.

Rendi dan yang lainnya bergegas masuk.

Makhluk yang menyadari itu meraung dan membuat para makhluk lainnya tertuju kepada pasukan Paman Rudi dan berlari dengan sangat cepat.

"Cepat masuk!" teriak Paman Rudi

Semuanya bergegas masuk menuju tangga, dan segera mungkin Paman Rudi menutup pintunya, membuat para makhluk itu mencoba menerobos masuk, untungnya Paman Rudi dengan sigap menahan.

Paman Rudi mengunci pintu dengan memasukkan batangan besi kedalam celah pegangan pintu dan langsung bergegas ke lantai, batang besi hanya dapat menahan sesaat karena tebalnya pintu yang tipis membuat makhluk itu memberontak secara berutal dan membuat pintunya terbuka.

Rendi dan yang lainnya bergerak kencang menuju lantai paling atas, jantung terasa berdetak kencang. Semua pasukan Paman Rudi mulai siap siaga dengan senjata, mereka keluar ke lantai 3 dan terus menerus menyelusuri keadaan di sana.

"Semuanya aman, cepat bergerak" teriak salah satu anggota bersenjata

Rendi dan semuanya bergegas keluar dari tangga, darurat, tinggal menyisakan Paman Rudi yang masih menahan pintu di bawah, salah satu pasukan mulai mengecek keadaan di bawah.

Paman Rudi mulai melepaskan pintunya dan mempercepat larinya dengan nafas memburu, dengan cepat pintu yang ditahan mulai berderet dan terbuka lebar. Para mayat pun berbondong-bondong masuk secara brutal.

Para pasukan mulai menodongkan senjata apinya dan sigap menembaki para mayat itu, satu persatu mulai mati, tetapi karena jumlahnya yang masuk sangat banyak membuat para pasukan bersenjata mulai kewalahan menghadapinya, hanya ada satu cara, yaitu dengan melempari tiga granat, dengan jumlah itu dapat menghentikan pergerakan para mayat.

Tetapi Paman Rudi masih berada di bawah sana, membuat para pasukan mulai mengulur waktu, mereka terus menembaki para mayat yang hampir mendekati Paman Rudi.

Apesnya saat ingin menginjak kaki ke tangga berikutnya, Paman Rudi terpleset dan membuat kakinya terkilir, ia pun mulai kesakitan dan menghentikan larinya.

Salah satu anggota bersenjata mulai menyadari dan bergegas turun ke bawah dan yang lainnya terus menembaki para mayat.

Paman Rudi akhirnya digotong dan terus bergerak, keadaan semakin menegang karena para mayat terus menerus mendesak berlarian, karena posisinya sudah mendekati lantai 4, para pasukan bersenjata mulai mengeluarkan granat yang bawanya dan langsung melepaskan kunci, kemudian melemparnya ke arah para mayat hidup tersebut.

Semua yang berada di dalam tangga darurat keluar dari tempat tersebut. Dengan sekejap, granat yang dilempari seketika meledak secara bersamaan, membuat ledakan begitu dahsyat menghantam.

Keadaan kembali membaik, semuanya membersihkan noda dari bekas ledakan di pakainya, kini mereka terus melanjutkan tujuan mereka.

Semua pasukan Paman Rudi mulai membentuk kelompok dan berpencar satu sama lain, Rendi dan teman-temannya juga harus berpisah. Rendi akan mencari di lantai sepuluh bersama Dika dan pasukan Paman Rudi, sedangkan Jefri dan Gilang bersama Paman Rudi dan beberapa pasukannya mencari di lantai empat.

Semuanya dibekali protofon (walkie-talkie) agar bisa saling berkomunikasi, dan mereka mulai menjalankan tugasnya.

********

Rendi berjalan menyusuri bagian lorong ke tempat market place, sangat dingin disertai beberapa lampu diatasnya redup, dengan bermodalkan senjata tongkat kayu baseball yang dipaku ia memegangnya dengan erat.

Keringat mulai bercucuran di dahi Rendi, melihat sekelilingnya dengan tatapan waspada, mata dia tertuju ke sebuah tempat frozen food dan langsung menghampirinya, ia membuka tempat makanan beku dan mengambil beberapa barang, meskipun terlihat sudah tidak dingin, tetapi dia tetap mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas ransel yang dibawanya.


Kemudian Rendi berjalan menuju tempat lain, dia melihat roti, mie instan, karung beras kecil, dan langsung mengambil dan memasukkan kedalam tasnya.

Saat ingin mencari barang lain, Rendi mendengar suara raungan, ia menghampiri suara tersebut, dengan langkah kaki yang pelan, terlihat ada sekitar lima mayat hidup yang sedang berjalan.

Di sana ada sebagian barang yang ingin Rendi ambil, tetapi ia harus melewati mayat berjalan itu, tetapi ia langsung menyadari tempat tersebut terlihat sedikit kurang cahaya, ia pun menggunakan kesempatan itu untuk mengendap-endap.

Rendi berjalan dengan hati-hati sambil memegang erat tongkat baseballnya. Ia mulai melewati mayat hidup itu yang berjalan tak tau arah, tatapan Rendi terus fokus ke tempat satunya sambil mengecek keberadaan mayat itu.

Ia sampai di tempat itu, dan memasukkan barang yang diambilnya. Dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara, Rendi kembali mengendap.

Kini detak jantungnya kembali berdetak kencang habat, ia pun bersembunyi ke bagian rak makanan, sambil melihat sekelilingnya. Ia melanjutkan jalannya, dan akhirnya Rendi berhasil melewati para mayat hidup itu, dan ia melanjutkan pencariannya.

Bersambung..........

World Z ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang